ESDM dan PLN Evaluasi Proyek Pembangkit yang Mangkrak
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan pertemuan dengan sejumlah jajaran Manajeman PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Pertemuan ini membahas pembangunan proyek pembangkit listrik yang mangkrak di 34 lokasi.
Direktur Bisnis Regional Sumatera Amir Rosidin mengatakan pertemuan itu dipimpin langsung oleh Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Teguh Pamudji. Dalam pertemuan itu, PLN diminta untuk mempercepat penyelesaian pembangkit listrik yang mangkrak.
"Pembangkit yang terkendala akan diselesaikan," ujarnya usai pertemuan tersebut di Kementerian ESDM, Jumat (5/8). (Baca: Jokowi Perintahkan Selesaikan 34 Proyek Pembangkit yang Mangkrak)
Amir belum mau menjelaskan apa saja hasil pertemuan ini dan upaya apa yang akan dilakukan PLN untuk menyelesaikan permasalahan pembangkit mangkrak ini. Dia juga belum mau menyebutkan di mana saja 34 lokasi proyeknya.
belum mau menyebutkan di mana saja 34 proyek pembangkit listrik yang mangkrak tersebut. Dia pun enggan merinci apa saja yang akan dilakukan pemerintah dan PLN untuk menyelesaikan masalah ini dan melanjutkan pembangunan proyeknya.
Rata-rata pembangkit yang mangkrak ini penandatangan kontrak dan pembangunan proyeknya telah dilakukan sejak 2007 dan 2008. Saat ini proyek tersebut sedang dalam peninjauan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). (Baca: Cerita Jokowi Soal Proyek PLTU Batang)
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan agar proyek-proyek pembangkit yang mangkrak tersebut untuk dilanjutkan dan diselesaikan. Sudah banyak uang negara yang hilang dalam proyek tersebut, sementara masyarakat belum juga mendapatkan manfaatnya.
“Saya sudah melihat sendiri, banyak sekali proyek-proyek yang berhenti. Salah satunya pembangkit listrik yang mangkrak. Kemarin saya sudah perintahkan bahwa ada 30-34 lokasi (pembangkit yang mangkrak), untuk dilanjutkan,” ujarnya saat rapat terbatas kabinet mengenai percepatan program listrik 35 gigawatt (GW) di Kantor Presiden, Jakarta, pertengahan Juni lalu.
Jokowi mencontohkan proyek pembangkit di Kalimantan Barat yang pembangunannya sudah berhenti sekitar tujuh sampai delapan tahun lalu. Meski belum selesai, proyek ini sudah menghabiskan dana hingga Rp 1,5 triliun. Nilai ini baru dari satu lokasi pembangkit. (Baca: Pembangkit 35 GW Terbangun Seperempat, 8 Masalah Menghambat)
Kemudian proyek serupa di Gorontalo, dengan kapasitas 2x25 megawatt (MW). Proyek ini sudah dibangun sejak 2007, tapi baru berjalan 47 persen, pembangunannya sudah berhenti. Di Lombok, Nusa Tenggara Barat, dari tiga proyek pembangkit yang ada, hanya dua yang masih berjalan. Satu proyek lagi berhenti, tidak dilanjutkan.