Serikat Pilot Tuding Lion Tak Bisa Kelola Pesawat

Maria Yuniar Ardhiati
8 Agustus 2016, 16:38
Lion Air
Arief Kamaludin|KATADATA
Lion Air

Ketua Serikat Pekerja Asosiasi Pilot Lion Group (APLG) Eki Adriansjah menyebutkan saat ini maskapai Lion kesulitan mengakomodasi slot time dari Kementerian Perhubungan. “Dan tidak bisa mengelola perputaran pesawat,” kata Eki kepada Katadata, Minggu, 7 Agustus 2016.

Menurutnya, dengan armada sekitar seratus pesawat, Lion Air ngotot mengoperasikan 640 penerbangan per hari. Maskapai ini sebenarnya memiliki lebih dari 700 pilot. Namun tidak semuanya bertugas dalam penerbangan. Banyak dari mereka yang menjadi tenaga pengajar.

Advertisement

Idealnya, kata Eki, perbandingan jumlah pesawat dan kru adalah satu berbanding lima. Artinya untuk setiap pesawat, maskapai harus menyediakan lima kapten pilot dan lima flight officer. Jumlah ini dibutuhkan untuk mengantisipasi jika ada pilot yang mengajukan izin tidak terbang, sakit, maupun sedang dalam masa cuti.

Namun perbandingan antara pesawat dan jumlah penerbang di Lion adalah satu berbanding dua setengah. “Sekarang kekurangan pilot,” ujar Eki. (Baca: Penerbangan Telat Lama, Menteri Budi Panggil Lion Air).

Akibatnya, sejumlah pilot mengalami kelebihan jam terbang. Eki mengatakan, dua hingga tiga tahun lalu, tercatat ada hampir 40 pilot yang telah menerbangkan pesawat melebihi ketentuan waktu yang diperbolehkan. Ia menjelaskan, seharusnya seorang pilot hanya boleh menerbangkan pesawat maksimal sembilan jam sehari atau 30 jam dalam sepekan.

Pada kenyataanya, Eki menuturkan, terkadang jumlah jam terbang yang tercatat melebihi batas maksimal. Akibatnya, banyak rekan-rekannya sesama pilot di maskapai itu mengalami intimidasi.

Padahal, Eki menyebut pejabat scheduling Lion Air pada 2015 tidak menampik adanya kelebihan jam terbang yang dialami pilot. Persoalan ini melibatkan banyak pihak, termasuk Kementerian Perhubungan, Kementerian Tenaga Kerja, operator, serta pilot.

Jika menolak meski sudah melewati batas atas jumlah maksimal jam terbang, manajemen terkadang menuding para pilot tidak loyal dan mempersilakan mereka untuk keluar dari maskapai. Namun, Eki melanjutkan, jika memutuskan untuk meninggalkan perusahaan, penalti yang dibayarkan tidaklah sedikit.

Eki menjelaskan, besaran penalti tersebut bervariasi. “Untuk yang masa kerjanya 20 tahun, penaltinya bisa mencapai US$ 700 ribu,” ujarnya. Ia pun menyebut posisi pilot serba salah dalam menghadapi situasi ini.

Persoalan kelebihan jam terbang bukanlah satu-satunya permasalahan yang dialami pilot Lion Air. Keterlambatan atau delay penerbangan parah pada tanggal 10 Mei lalu disebut Eki sebagai dampak kekecewaan para pilot terhadap manajemen maskapai. (Baca: Kena Sanksi, Investor dan Bank Pertanyakan Nasib Usaha Lion Air).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement