Roy Wibisono Sulap Lumpur Lapindo dan Abu Merapi jadi Keramik

Desy Setyowati
28 Agustus 2016, 05:50
Roy Wibisono
Donang Wahyu|KATADATA
Roy Wibisono

Berawal dari kecintaannya pada keramik, Roy Wibosono membangun makmalnya sendiri sejak duduk di bangku kuliah. Ahli kimia ini rajin menyisihkan uang sakunya untuk mengembangkan keramik dengan berbagai jenis bahan baku di laboratorium mininya itu.

“Ada kalanya saya beli bata tahan api. Saya melakukan yang saya suka,” kata Roy ketika ditemui Katadata, beberapa waktu lalu. (Baca: Konsumsi Listrik Naik, Industri Menengah-Besar Menggeliat).

Mulanya banyak yang menyangsikan minat pasar terhadap usaha yang dirintis Roy, dengan brand Nuanza Ceramic ini. Namun kini ia menjadi pebisnis keramik beromzet hingga Rp 800 juta sebulan. Berbekal kemahiran sebagai ahli kimia, ia mengolah lumpur lapindo menjadi porselen berkualitas tinggi.

Keberhasilannya merupakan buah kerja keras dalam waktu yang tidak sebentar. Ia rajin menganalisa berbagai jenis bahan baku di makmalnya, termasuk abu vulkanik Gunung Merapi.

Menurut dia, berbisnis haruslah dijalankan layaknya hobi. Dengan begitu, peluang bisnis selalu dapat ditemukan di mana pun. Roy juga meyakini orang yang menikmati pekerjaannya pasti mampu menciptakan strategi untuk mengembangkan bisnis serta mengatasi persoalan yang muncul.

Selama ini, kata Roy, ada lima persoalan yang dihadapi Indonesia dalam menghadapi persaingan dengan Cina. Pertama, teknologi di Cina jauh lebih maju. Kedua, dalam hal sumber daya manusia (SDM), para pekerja Cina dinilai lebih ulet dan produktif.

Ketiga, bahan baku di Cina lebih murah karena mudah diperoleh. Selain itu, yang keempat, elpiji sebagai bahan bakar untuk industri di Negari Panda tersebut lebih murah dibandingkan dengan Indonesia, karena perbedaan sistem satuan ukur.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...