Cari Migas, Kementerian Energi Usulkan Anggaran untuk Gandeng TNI
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengusulkan anggaran untuk melibatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI), khususnya TNI Angkatan Laut (TNI AL) dalam kegiatan pencarian data migas. Data ini penting untuk mengetahui potensi migas yang ada di lepas pantai.
Pelaksana Tugas Menteri Energi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dana tersebut diperlukan agar kapal-kapal TNI bisa melakukan potret seismik. “Kami akan mengusulkan anggaran dengan TNI untuk gunakan potret seismik studi. Kalau ada, lebih bagus akan kami lakukan seismik 3D," ujar Luhut di sela-sela rapat kerja dengan Kementerian Energi di Gedung DPR, Kamis, 1 September 2016
Seismik merupakan kegiatan untuk menemukan kemungkinan adanya lapisan bebatuan berbentuk "mangkok terbalik" atau reservoir yang di dalamnya mengandung hidrokarbon atau minyak bumi. Saat ini prinsip seismik yang dikenal adalah seismik 2D dan 3D. (Baca: Luhut Libatkan TNI untuk Pacu Eksplorasi Migas Lepas Pantai).
Prinsip kerja seismik 2D atau dua dimensi yaitu mencatat pantulan getaran dari dalam tanah pada kedalaman tertentu. Dalam prosesnya, permukaan tanah akan ditanami dinamit, atau bisa juga menggunakan rig pengeboran.
Sedangkan seismik 3D dapat menghasilkan potret data yang menghasilkan gambar yang lebih baik dan lebih informatif. Dengan demikian, akan mempermudah dalam menginterpretasikan hasil seismik. (Baca: Investasi Hulu Migas Semester I-2016 Turun 27 Persen)
Dengan kegiatan tersebut, pemerintah dapat memperbarui data migas yang potensial di wilayah lepas pantai. Apalagi, menurut Luhut, saat ini lapangan migas cenderung sulit dan tidak semudah pada era sebelumnya, di mana kegiatan eksplorasi dapat dilakukan dengan cepat dan dapat dieksploitasi dengan mudah.
Namun Luhut belum mau merinci berapa anggaran yang dibutuhkan dalam mengeksekusi hal tersebut. Yang jelas, kelengkapan data potensi migas tersebut sangat penting untuk menarik investor. Apalagi saat ini cadangan migas Indonesia juga terus menurun. (Baca: Cadangan Minyak Menipis, Terendah 16 Tahun Terakhir).
Berdasarkan data SKK Migas, cadangan minyak Indonesia pada semester satu tahun ini merupakan yang terendah sejak 2000 silam. Pada 2000, cadangan minyak terbukti bisa mencapai 5.088 mmstb. Jumlah itu terus berfluktuasi. Namun, sejak 2009 cadangan terus menurun hingga menyentuh level 2.933 mmstb pada semester satu tahun ini.
Selain memotret potensi migas di laut, kapal TNI ini juga akan bertugas untuk penamaan sekitar 4.000 pulau di Indonesia yang selama ini belum memiliki nama. Kegiatan ini diharapkan dapat dilakukan mulai tahun depan.