Layanan Investasi Tiga Jam Tembus Rp 291 Triliun
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong mengatakan, hingga minggu kedua bulan ini, layanan izin investasi tiga jam telah digunakan oleh 130 perusahaan. Dari para pengusaha itu, total rencana nilai investasinya mencapai Rp 291 triliun.
Bila semua rencana tersebut terrealisasi, BKPM memperkirakan tenaga kerja yang terserap sebanyak 77.424 orang. “Penyerapan tenaga kerja merupakan salah satu hal yang menjadi prioritas bagi pemerintah dalam melihat nilai strategis suatu proyek investasi,” kata Thomas Lembong dalam keterangan resminya, Kamis, 20 Oktober 2016. (Baca: Kalla: Lapor Saya Kalau Izin Investasi Tiga Jam Molor).
Layanan tiga jam merupakan upaya pemerintah merampingkan rantai birokrasi. Dalam fasilitas yang mulai aktif berlaku pada Januari tahun ini, investor dapat menyelesaikan sejumlah perizinan dalam tiga jam. Mereka, misalnya, bisa mengantongi Izin Investasi, Akta Pendirian Perusahaan dan nomor pokok wajib pajak (NPWP), dan izin booking tanah apabila diperlukan.
Setelah itu ada fasilitas tambahan, yakni Tanda Daftar Perusahaan, Izin Mempekerjakan Tenaga Asing, Angka Pengenal Importir Produsen, Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing, serta Nomor Induk Kepabeanan. Dengan demikian, dalam tiga jam memperoleh sembilan fasilitas. (Baca: Izin Investasi Akan Kelar dalam Tiga Jam).
Sementara itu, terkait program kemudahan investasi langsung konstruksi (KLIK), hingga kini terdapat 71 perusahaan yang memanfaatkan fasilitas tersebut dengan total investasi Rp 70,54 triliun. Mereka memanfaatkan lahan hingga 888,93 hektar yang berlokasi di 11 kawasan industri.
Menurut Tom Lembong, demikian dia bisa disapa, layanan percepatan jalur hijau yang diberikan kepada investor untuk mempercepat proses impor mesin atau bahan baku telah digunakan 66 perusahaan. Dari layanan ini, total nilai rencana investasinya Rp 179,9 triliun.
Data BKPM menunjukkan, realisasi investasi Januari - Juni 2016 naik 14,8 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. Nilai investasi yang masuk pada periode tersebut Rp 298,1 triliun. Dari jumlah itu, penanaman modal asing (PMA) berkontribusi Rp 195,5 triliun, naik 12,3 persen dari periode yang sama pada 2015. Berdasarkan asal negaranya, lima investasi terbesar yaitu Singapura senilai US$ 4,9 miliar, Jepang US$ 2,9 miliar, Hong Kong US$ 1,1 miliar, Cina US$ 1 miliar, dan Belanda US$ 0,63 miliar.
Hingga kuartal ketiga 2016, angka realisasi investasi diperkirakan telah mencapai Rp 445,5triliun atau sekitar 75 persen dari target tahun ini. Tom Lembong optimistis bahwa capaian target tahun ini sebesar Rp 594,8 triliun dapat terwujud. (Baca juga: Investasi Terlewati Vietnam, Pemerintah Mesti Percepat Deregulasi).
Dia menyatakan bahwa berbagai upaya untuk meningkatkan pelayanan penamaman modal kepada investor terus dilakukan. Beberapa kemajuan yang dicapai BKPM selama dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo terutama dari sisi pelayanan serta kemudahan bagi investor. “Presiden Jokowi selalu mengedepankan keterbukaan dan pentingnya kesadaran bahwa saat ini kita sedang dalam era persaingan dengan negara-negara lain dalam menarik investasi,” ujar Tom.