Demi Satu Harga, 108 Infrastruktur BBM Akan Dibangun
Pemerintah berenca membangun infrastruktur penunjang untuk menjalankan kebijakan satu harga bahan bakar minyak (BBM) di seluruh Indonesia. Saat ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memetakan lokasi pembangunan infrastruktur yang akan dibangun.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM I.G.N. Wiratmaja Puja mengatakan ada 108 lokasi pembangunan infrastruktur BBM. Infrastruktur ini akan dibangun oleh badan usaha yang diberikan penugasan menjual BBM jenis Solar subsidi dan Premium.
“Misalnya yang diberi penugasan Pertamina, ya dia yang membangun," kata Wiratmaja di Kementerian ESDM, Rabu malam (23/11). (Baca: Pertamina Mulai Terapkan BBM Satu Harga di Tiga Daerah)
Adapun infrastruktur yang bisa dibangun oleh penyalur bisa berupa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) atau Agen Premium, Minyak Tanah dan Solar (APMS). Pembangunan infrastruktur ini akan dilakukan bertahap hingga 2020. Tahun depan rencananya infrastruktur ini akan dibangun di 22 lokasi. Kemudian pada 2018 akan dibangun di 45 lokasi, 2019 di 29 lokasi dan 2020 sebanyak 12 lokasi.
Di setiap lokasi tersebut nantinya juga akan ditunjuk penyalur BBM jenis penugasan. Dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 tahun 2016, penyalur adalah koperasi, usaha kecil, atau badan usaha swasta nasional yang ditunjuk oleh Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga Umum untuk melakukan kegiatan penyaluran BBM.
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas, Setyorini Tri Hutami mengatakan penentuan lokasi pembangunan infrastruktur BBM di tingkat penyalur itu sebagian besar berada di Indonesia Timur serta pulau kecil-kecil. "Dananya Pertamina dan kerja sama Pertamina dengan pengusaha SPBU," kata Rini kepada Katadata, Kamis (24/11). (Baca: Aturan BBM Satu Harga Terbit, Penyalur Dapat Margin Tinggi)
Pada lokasi tertentu, penyalur BBM mendapat insentif, tidak ada pembebanan biaya distribusi dan memperoleh margin tinggi dalam menjual BBM ke pengguna akhir. Dengan catatan berkewajiban membangun infrastruktur. Menurut Rini, margin untuk penyalur akan diberikan oleh badan usaha penerima penugasan. Besaran marginnya bisa beda-beda untuk tiap daerah.
Wakil Direktur Utama Pertamina Ahmad Bambang mengatakan saat ini rata-rata untuk margin normal pada SPBU di Jawa sebesar Rp 240 per liter.Untuk wilayah tertentu yang akan menyalurkan BBM satu harga, maka Pertamina akan memberikan margin lebih dengan konsekuensi mengurangi penerimaan Pertamina dalam menjual BBM. Alasannya, agar penyalur mau membangun infrastruktur BBM dan menyalurkan BBM satu harga.
Bahkan menurut Bambang, margin bagi penyalur di lokasi tertentu bisa mencapai Rp 1.100 per liter. Dari hitungannya pendapatan Pertamina akan berkurang sekitar 2,5 persen dari keuntungan hilir untuk memberikan margin pada penyalur di lokasi. “Hitung-hitung sedekah," kata dia di DPR Jakarta, Selasa (22/11). (Baca: Jual BBM Murah di Papua, Pertamina Hanya Rugi 2 Persen)
Sementara itu Kepala Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas Andy Noorsaman Sommeng mengatakan volume rata-rata Solar dan Premium yang akan disalurkan ke masing-masing penyalur nantinya berkisar lima sampai 15 kiloliter per harinya. Jumlah tersebut terbilang kecil karena rata-rata konsumsi BBM di wilayah timur dan lokasi tertentut tidak besar.
"Itu rata-rata penyaluran di setiap SPBU," kata Andy kepada Katadata, Kamis (24/11).