Tren Nasionalisme di Negara Maju, Dana Asing Keluar Membesar

Desy Setyowati
6 Desember 2016, 07:00
Dolar
Arief Kamaludin|KATADATA

Belakangan ini, risiko arus keluar dana asing (capital outflow) dari pasar negara-negara ekonomi berkembang (emerging market) semakin besar. Pemicunya adalah berkembangnya tren nasionalisme di negara-negara maju.

Jadi, pemicu outflow bukan cuma kebijakan proteksionis Trump yang mendorong naiknya imbal hasil (yield) surat utang di Amerika Serikat (AS).

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mencatat, sepanjang November lalu atau pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), dana asing yang keluar dari emerging market mencapai US$ 28 miliar. Nominal tersebut memang lebih rendah dibanding saat bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), memutuskan mengurangi stimulus moneternya (tapering) pada 2013 silam.

Meski begitu, ke depan, risiko arus keluar dana asing semakin besar bila Trump benar-benar menjalankan kebijakan proteksionis terhadap perdagangan global. Ditambah lagi dengan berkembangnya tren nasionalisme di negara-negara maju. Sebut saja, masyarakat Italia yang menolak referendum atau memilih partai yang lebih nasionalis seperti halnya ketika Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit).

(Baca juga: Risiko Arus Keluar Modal Asing di Akhir Tahun Perlu Diwaspadai)

“Jadi kemungkinan tren global seperti itu. Negatif bagi pasar karena mengganggu perdagangan global,” tutur David kepada Katadata, Senin (5/12). Adapun dampak riil kebijakan AS terhadap perdagangan dunia diperkirakan baru akan dirasakan pada 2018. 

Dampaknya bisa berlangsung lama bila Trump berhasil mendorong perekonomian AS melalui kebijakan proteksionisnya. “Meskipun secara prospek jangka menengah lebih baik (terhadap perekonomian AS). Jangka pendek pengaruh ke finansial, keliatan dari outflow dari emerging market,” kata dia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...