Bidik Dana Timur Tengah, SMI Bakal Terbitkan Sukuk

Martha Ruth Thertina
9 Desember 2016, 09:34
Rupiah
Arief Kamaludin|KATADATA

PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) mengincar pendanaan dari investor Timur Tengah guna membiayai beragam proyek infrastruktur. Untuk itu, perusahaan pelat merah di bidang pembiayaan infrastruktur ini berencana menerbitkan surat utang syariah (sukuk).

Direktur Utama SMI Emma Sri Martini menyatakan, banyak investor Timur Tengah yang memerlukan aset dasar atau underlying asset berbasis syariah untuk menginvestasikan dananya. "Kalau kita tidak punya produknya akan agak sulit tapping dana syariah itu untuk mendukung kapasitas pembiayaan infrastruktur," katanya di Bali, Kamis (8/12).

Namun, sebelum menerbitkan sukuk, SMI akan lebih dulu merealisasikan pembentukan unit usaha syariah (UUS). Nantinya, UUS ini akan memiliki produk pembiayaan dengan skema ijarah IMBT (sewa menyewa). Sejauh ini, Emma mengaku sudah mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta persetujuan Dewan Pengawas Syariah untuk mengoperasikan UUS.  

"Tinggal persiapan operasionalnya adalah produk yang akan kamiberikan yaitu ijaroh IMBT harus di-endorse dulu oleh DPR," kata Emma. Ia menargetkan UUS bisa mulai beroperasi pada awal tahun depan. (Baca juga: Jadi Bank Pembangunan, SMI Yakin Sri Mulyani Setuju)

Bila produk pembiayaan berbasis syariah tersebut diminati para pembangun infrastruktur, SMI baru akan menjajaki penerbitan sukuk. "Kalau perkembangan portofolionya cukup optimis, cukup agresif pertumbuhannya. Rencananya mungkin bisa kuartal IV 2017 atau second half 2017 kami bisa bisa mulai terbitkan sukuk," kata dia.  

Menurut perhitungannya dengan melihat alokasi (pipeline) pembiayaan sekarang, ada sekitar Rp 2 triliun yang bisa dibiayai menggunakan skema syariah. Tapi, bila ternyata hanya seperempatnya yang terealisasi, maka SMI bisa saja menerbitkan sukuk dengan jumlah lebih kecil yaitu Rp 500 miliar pada kuartal IV-2017.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...