Jelang Akhir Tahun, Harga Bahan Pokok Diklaim Stabil
Pemerintah mengantisipasi kenaikan harga bahan pokok menjelang hari raya Natal dan Tahun baru. Pengawasan lebih intensif dilakukan di daerah-daerah yang penduduknya banyak merayakan Natal.
"Kami lakukan pemantauan pasar ke daerah-daerah, terutama yang mayoritas masyarakatnya merayakan Natal untuk memastikan ketersediaan pasokan dan perkembangan harga barang kebutuhan pokok serta kelancaran distribusi," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan (Kemendag), Oke Nurwan, di Jakarta, Jumat, 9 Desember 2016.
Menurut Oke, dalam satu bulan terakhir, perkembangan harga barang kebutuhan pokok cenderung stabil. “Bahkan untuk komoditi cabai merah yang bulan lalu harganya naik saat ini sudah mulai turun,”katanya. (Baca juga: Sri Mulyani Yakin Raup Pajak Rp 143 Triliun Selama Desember)
Kemarin, harga cabai merah terpantau di kisaran Rp 45.960-49.150 per kilogram. Angka itu turun 9,8-14,6 persen dibanding bulan lalu. Penurunan tersebut karena pasokan cabe ke pasar sudah meningkat. Di Pasar Induk Kramat Jati misalnya, pasokan cabai naik 31 persen dari 2.530 ton pada November 2016 menjadi 3.316 ton pada pekan kedua Desember 2016.
Sementara, komoditas yang harganya cenderung naik dalam satu bulan terakhir adalah daging dan telur ayam ras. Harga daging ayam ras pada 8 Desember 2016 naik 2,4 persen menjadi Rp 30.650 per kilogram, sedangkan harga telur ayam ras naik 2,3 persen menjadi Rp 22.490 per kilogram.
Berdasarkan data historis, naiknya permintaan terkait perayaan Natal dan Tahun Baru biasanya terus berlanjut hingga Januari. Harga daging ayam ras pada Desember 2014 senilai Rp 27.715, harga mengalami kenaikan 11 persen pada Januari 2015 ke angka Rp 30.733. Begitu juga harga telur ayam ras periode Desember 2014 ke Januari 2015 juga naik 11 persen. (Baca juga: Susi Pudjiastuti: Jepang dan Rusia Incar Investasi Perikanan)
Khusus untuk beras, harganya akan stabil pada kisaran Rp 10.700 per kilogram. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan, dirinya telah berkoordinasi dengan Bulog dan Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia. Hasilnya, stok beras diklaim cukup hingga enam bulan ke depan. "Yang paling penting adalah ketersediaan beras. Baik dari ketersediaan dari Bulog dan Perpadi yang dijamin sampai Mei (tahun depan)," kata Enggar.
Selain itu, Kementerian Perdagangan juga koordinasi dengan dinas terkait di daerah. Koordinasi ini untuk mendapatkan laporan ketersediaan stok dan perkembangan harga barang kebutuhan pokok serta langkah-langkah dan kesiapan di masing-masing daerah menghadapi Natal dan Tahun Baru 2017.