BI: Bunga Kredit Masih Bisa Turun 0,5 Persen
Selama dua bulan berturut-turut, Bank Indonesia (BI) menahan besaran suku bunga acuan, BI 7-Day Repo Rate . Namun, bank sentral melihat peluang penurunan suku bunga kredit masih terbuka lebar sebesar 0,5 persen ke depan. Penurunan tersebut imbas dari pemangkasan suku bunga acuan sebesar 1,5 persen sepanjang tahun ini.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, suku bunga kredit sudah turun 0,67 persen hingga November lalu. Tapi, ia optimistis, penurunan masih akan terus berlanjut. “Setidaknya 50 basis poin (bps) masih bisa turun,” ujar dia di Jakarta, Jumat (16/12). Bila ramalan Perry itu benar, maka secara total bunga kredit bakal terkoreksi 117 bps atau 1,17 persen.
(Baca juga: BTN: Tahun Depan Bunga KPR Mungkin Turun)
Namun, penurunan itu sebetulnya masih lebih lambat dibandingkan penurunan bunga deposito yang sudah mencapai 1,31 persen. Perry melihat, bunga deposito masih berpeluang turun lagi 0,2 persen.
Menurut dia, transmisi pelonggaran moneter BI terhadap suku bunga kredit memang tidak akan maksimal. Apalagi, bank tengah melakukan konsolidasi internal untuk bersih-bersih kredit macet.
Seperti diketahui, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) bank masih betah bertengger di kisaran 3 persenan tepatnya 3,2 persen secara bruto per Oktober lalu. Alhasil, bank harus merelakan labanya tergerus untuk meningkatkan biaya cadangan risiko alias provisi. Untuk menjaga laba, bank pun terindikasi memperbesar margin.
Tak heran, bunga deposito turun jauh lebih besar dibanding bunga kredit. Adapun penurunan bunga kredit berlangsung lamban. (Baca juga: BI: Bank Pilih Perbesar Keuntungan Daripada Pangkas Bunga Kredit)
Perry meramalkan, penurunan bunga deposito dan kredit bakal terjadi sepanjang paruh pertama 2017. “Penurunan secara penuh kami perkirakan di kuartal II-2017 sejalan dengan perkembangan konsolidasi,” kata Perry. BI berharap, penurunan suku bunga kredit mampu menggenjot penyaluran kredit yang tengah lesu.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Makro Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung meramalkan pertumbuhan kredit tahun ini bakal berada di kisaran target 7-9 persen. Adapun per Oktober lalu, kredit cuma tumbuh 7,5 persen dibanding bulan sama tahun sebelumnya (year on year). Tahun depan, BI memperkirakan kredit tumbuh 9-11 persen.
Sementara itu, dana simpanan nasabah alias Dana Pihak Ketiga (DPK) per Oktober lalu tumbuh 6,5 persen (year on year). Tahun depan, DPK diramalkan tumbuh 10-12 persen. “Kami pikir juga masih (sesuai target untuk DPK),” ujar Juda.