Mayoritas Konsumen Kecewa Tawaran Promosi Hari Belanja Online
Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2016 telah usai dan meninggalkan sejumlah catatan minus. Di satu sisi, transaksi meningkat 1,75 kali lipat dibanding hajatan tahun lalu. Namun di sisi lain, banyak konsumen yang mengeluhkan tawaran promosi yang ternyata tidak sesuai kenyataan.
"Hampir separuh konsumen menyatakan promosi yang telah dijanjikan, ternyata tidak terealisasi menurut pengalaman mereka ," kata Country General Manager ShopBack Indonesia, Indra Yonathan, melalui penjelasan tertulisnya di Jakarta, Senin (19/12). (Baca: Harbolnas, Lazada Raup Transaksi Rp 143 Miliar di Hari Pertama)
Berdasarkan survei yang dilakukan ShopBack, platform cashback belanja online di Asia Tenggara, mayoritas konsumen menyatakan puas dengan penyelenggaraan Harbolnas tahun ini. Sebanyak 22,6 persen responden dari 523 komunitas belanja online memberi nilai 7 untuk tingkat kepuasan yang mereka rasakan.
Sementara itu, ada 21,8 persen yang memberi nilai 8. Selebihnya, menyatakan tingkat kepuasan yang lebih rendah.
Meski demikian, sebanyak 49,8 persen konsumen Harbolnas 2016 tidak menikmati promosi seperti yang dijanjikan. Hasil survei pun memperlihatkan ada 29,5 persen konsumen yang menilai Harbolnas tahun ini tidak lebih baik dari penyelenggaraan tahun lalu. (Baca: Harbolnas 2016, Dari Promo Hingga Nego dari 200 Toko Online)
Indra menjelaskan, persepsi yang terbangun di benak konsumen setelah berbelanja dengan promo yang ditawarkan ternyata tidak memenuhi tingkat kepuasan konsumen yang dominan pada level 7-10. Faktor yang sama juga memicu munculnya kepuasan hanya pada level rendah dan menengah. (Ekonografik: Hari Belanja Online, Pesta Diskon E-Commerce)
Berdasarkan analisa ShopBack, ada beberapa variabel penting yang perlu diperhatikan pelaku e-commerce mengenai penyampaian informasi promosi, yang akhirnya mendorong ketidakpuasan konsumen. Sebanyak 33,9 persen konsumen yang mengeluhkan rumitnya promosi, serta kurangnya informasi syarat dan ketentuan promosi.
ShopBack, yang berperan sebagai mitra resmi Harbolnas 2016, pun mencatat ada 16,6 persen konsumen yang kesulitan mendapatkan informasi promosi yang ditawarkan Harbolnas 2016. Lebih lanjut, sebanyak 6,4 persen konsumen menyebut kurangnya sosialisasi promosi.