Jokowi: 10 Juta Bukan Pekerja Cina, Tapi Target Turis Asing
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menepis isu mengenai 10 juta - 20 juta pekerja Cina yang masuk menyerbu Indonesia. Dia menegaskan bahwa angka ini bukanlah jumlah pekerja, melainkan jumlah wisatawan dari Cina yang diharapkan akan datang berkunjung ke Indonesia.
"Sepuluh juta itu adalah turis yang kita harapkan dari Tiongkok untuk bisa masuk ke Indonesia," ujarnya acara Deklarasi Pemagangan Nasional di kawasan Karawang International Industrial City (KIIC), di Karawang, Jawa Barat, Jumat (23/12).
Pemerintah memang sedang gencar berupaya menjadikan pariwisata sebagai sektor andalan negara. Sejumlah langkah pun dilakukan dan dikebut untuk meningkatkan jumlah wisatawan asing berkunjung ke Indonesia, termasuk dari Cina. (Baca: Pemerintah Tepis Isu Serbuan 10 Juta Tenaga Kerja Cina)
Menilik ke belakang, langkah tersebut sebenarnya telah diusahakan sejak kunjungan Presiden ke Cina pada Maret 2015 silam. Saat itu Jokowi diantaranya membahas mengenai kerja sama pariwisata agar terjadi peningkatan jumlah wisatawan Cina ke Indonesia.
Meski begitu Jokowi mengaku hal ini tidaklah mudah. Indonesia harus berkompetisi dengan negara-negara lainnya untuk mendatangkan wisatawan Cina tersebut. Amerika Serikat menjadi pesaing utama, yang bisa mendatangkan 150 juta turis Cina per tahun. Di urutan kedua adalah Uni Eropa.
Dia memastikan 10 juta tenaga kerja Cina ini adalah isu yang tidak benar. Karena berdasarkan data resmi pemerintah, tenaga kerja dari Cina sampai dengan saat ini hanya berada pada angka 21 ribu orang.
"Saya kira tenaga kerja kita yang ada di Malaysia lebih dari 2 juta orang, yang ada di Arab Saudi lebih dari 1 juta orang, yang ada di Hong Kong 153 ribu orang, yang ada di Thailand 200 ribu orang. Negara mereka welcome dan biasa-biasa saja," kata Jokowi. (Baca juga: Jokowi Akan Buka Program Magang Nasional, 2.648 Perusahaan Terlibat)
Dia mengaku heran, kenapa isu pekerja Cina ini bisa terus berkembang. Bila ditelisik lebih lanjut, penghasilan yang bisa didapat pekerja asing di Indonesia saat ini, lebih rendah dibandingkan upah yang didapat di negara asalnya atau negara-negara lain.
Menanggapi pertanyaan mengenai isu masuknya tenaga kerja ilegal yang disinyalir menggunakan kebijakan bebas visa. Presiden sekali lagi menyebut bahwa ini hanyalah berlaku untuk kepentingan turisme, bukan pekerjaan. "Kalau ada yang ilegal ya tugasnya imigrasi dan Kemenaker (Kementerian Tenaga Kerja) untuk menindak," ujarnya.
Terkait dengan evaluasi kebijakan bebas visa, dia meyakini bahwa Kementerian Luar Negeri telah mengantisipasi segala kemungkinan. Semua negara pun pasti akan melakukan hal yang sama. Kebijakan bebas visa untuk kunjungan turis Cina dan negara lainnya, telah diberlakukan pada pertengahan 2015 untuk meningkatkan meningkatkan jumlah wisatawan.
Sekadar informasi, industri pariwisata nasional saat ini tumbuh cukup baik. Sepanjang bulan Juli lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rekor tertinggi kunjungan wisatawan sepanjang sejarah pariwisata Indonesia. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada bulan tersebut mencapai 1,03 juta kunjungan.
"Ini merupakan sejarah baru untuk jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, merupakan yang tertinggi dan melewati satu juta kunjungan dalam waktu satu bulan," terang Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, pada awal September lalu. (Baca: Jokowi Ancam Copot Arief Yahya Jika Turis Asing Tak Sampai 20 Juta)
Jumlah tersebut naik 17,68 persen dibandingkan Juli tahun lalu yang hanya berada pada angka 877.584 kunjungan. Bahkan, jika dibandingkan bulan sebelumnya pada Juni lalu, jumlah kunjungan wisatawan asing meningkat sebesar 20,42 persen.