Bernilai Rp 1.400 Triliun, Industri Makanan Diprediksi Tumbuh 8 Persen

Image title
9 Januari 2017, 17:05
Produk Makanan dan Minuman
Katadata | Donang Wahyu

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) memperkirakan nilai industrinya tahun 2016 lalu mencapai Rp 1.400 triliun. Angka itu tumbuh sekitar 8,2-8,5 persen dibandingkan 2015.

Sementara, untuk tahun ini Kementerian Perindustrian memproyeksikan pertumbuhan industri makanan dan minuman sebesar 7,5-7,8 persen. Namun, Adhi berharap angkanya dapat lebih tinggi. “Mudah-mudahan untuk tahun ini setidaknya pertumbuhannya bisa sama dengan tahun lalu,” kata Ketua Gapmmi Adhi S Lukman, Senin, 9 Januari 2017.

Adhi pun menyebut beberapa tantangan yang dihadapi oleh industri makanan dan minuman. Di antaranya, adalah ketatnya persaingan global dan gempuran produk asing. Selain itu, industri makanan dan minuman Indonesia juga sangat tergantung dengan bahan baku impor.

(Baca juga:  Perluas Pasar, Pemerintah Targetkan Ekspor Tumbuh 5,6 persen Tahun Ini)

Ia mengungkapkan, tahun ini saja, dari perkiraan 500 ribu ton kebutuhan garam, hampir 90 persen akan dipasok dari luar negeri. Sementara tahun lalu, jumlahnya sekitar 350-400 ribu ton.

Lebih lanjut, menurut Adhi, industri makanan dan minuman sebetulnya juga menggunakan garam produksi dalam negeri. Hanya saja, ia menyebut, kuantitas dan kualitas garam lokal belum bisa memenuhi standar kebutuhan industri. “Yang bisa masuk itu dari PT Garam, suplai dari dalam negeri kurang dari 10 persen tahun lalu,” katanya.

Grafik: 10 Negara dengan Produksi Kelapa Terbesar Di Dunia
10 Negara dengan Produksi Kelapa Terbesar Di Dunia

Begitu juga untuk kebutuhan gula refinasi yang sejak tahun lalu seluruhnya dipasok dari luar negeri.

Adhi mengungkapkan, tahun ini Kementerian Perindustrian telah mengeluarkan rekomendasi impor gula mentah sebanyak 3,4 juta ton. Namun, Kementerian Perdagangan baru mengeluarkan izin impor 1,5 juta ton pada 11 perusahaan untuk semester I 2017.

(Baca juga:  Sarung Jokowi dan Lesunya Industri Tekstil Tanah Air)

Ia sendiri berharap izin impor yang lebih besar untuk semester I karena konsumsi makanan dan minuman jadi diprediksi akan lebih tinggi karena ada momen Hari Raya Idul Fitri. “Mudah-mudahan menjelang Lebaran dikeluarkan lagi izinnya supaya tidak kekurangan,” katanya.

Reporter: Muhammad Firman
Editor: Pingit Aria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...