Penjualan Sepeda Motor 2016 Merosot 8,4 Persen
Sepanjang 2016 lalu, jumlah sepeda motor yang terjual di Indonesia sebanyak 5.931.285 unit. Angka itu merosot 8,4 persen dibandingkan penjualan pada 2015 yang mencapai 6.480.155 unit.
Angka tersebut di bawah target Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (Aisi) yang mengharapkan penjualan sepeda motor pada 2016 mencapai 6 juta unit. “Semua merek mengalami penurunan,” kata Ketua Bidang Komersial Aisi, Sigit Kumala saat dihubungi, Rabu, 11 Januari 2017.
(Baca juga: Kucurkan Rp 10 Triliun, Honda Jalin Kemitraan dengan Grab)
Pelemahan daya beli tersebut, menurut Sigit, tak lepas dari masih lemahnya pertumbuhan ekonomi nasional di level 5 persen. “Pelemahan daya beli sangat terasa pada awal 2016. Ini membuat penjualan motor sulit naik,” kata Sigit.
Sementara, pada Desember 2016, penjualan motor turun 16 persen menjadi 437.764 unit, dibandingkan bulan sama 2015 sebanyak 520.400 unit. Bahkan, jika dibandingkan November 2016, penjualan bulan lalu anjlok 23 persen dari 570.923 unit.
Volume Penjualan Sepeda Motor Jan-Sep 2016
Menurut Sigit, penjualan sepeda motor di paruh kedua 2016 sebenarnya relatif membaik dibandingkan awal tahun. Menurutnya, turunnya penjualan pada Desember disebabkan strategi pengurangan distribusi yang dilakukan pabrikan untuk mengantisipasi pergantian tahun. “Soalnya, konsumen lebih memilih membeli motor tahun produksi baru ketimbang lama,” katanya.
Data tersebut merupakan milik Aisi yang mencatat penjualan dari lima anggotanya yakni Honda, Yamaha, Kawasaki, Suzuki dan TVS.
(Baca juga: Ke India, Jokowi Tawarkan Investasi dan Diversifikasi Perdagangan)
Di antara kelima brand tersebut, konstelasi pasar motor domestik tidak berubah. Honda yang tahun lalu mencatatkan penjualan sebanyak 4.380.888 menguasai pangsa pasar sebesar 74 persen. Yamaha berada di posisi kedua dengan penjualan 1.394.078 unit (23,5 persen), diikuti Kawasaki sebanyak 97.622 unit, Suzuki 56.824 unit, dan TVS 1.873 unit
Total produksi motor tahun lalu mencapai 6.215.350 unit, turun 7,35 persen dari 2015 yakni 6.708.387 unit. Kontraksi di sektor produksi lebih rendah ketimbang penjualan karena volume ekspor naik menjadi 284 ribu unit.
(Baca juga: Pasokan Melimpah, Bisnis Properti Tahun Ini Masih Lesu)