BI Catat Defisit Transaksi Berjalan 2016 Terkecil dalam 5 Tahun

Desy Setyowati
15 Januari 2017, 09:00
Pelabuhan ekspor
Katadata

Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan (current account defisit/CAD) pada tahun lalu sebesar 1,8 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Bila perkiraan tersebut benar, maka defisit transaksi berjalan 2016 bakal menjadi yang terendah dalam lima tahun terakhir.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo memaparkan, defisit transaksi berjalan pada kuartal IV-2016 diproyeksi 1,9 persen terhadap PDB. Dengan demikian, defisit transaksi berjalan untuk keseluruhan tahun hanya mencapai 1,8 persen terhadap PDB.  "Sebelumnya kami perkirakan (defisit transaksi berjalan) 2 persen (terhadap PDB)," katanya di BI, Jakarta, Jumat (13/1). 

Pencapaian tersebut jauh lebih rendah dari realisasi defisit transaksi berjalan pada 2012 hingga 2015 yang masing-masing sebesar 3,5 persen, 3,26 persen, 3,06 persen, dan 2,06 persen. (Baca juga: Ekspor Setop, Freeport dan Amman Kaji Aturan Baru Pertambangan)

Sekadar informasi, transaksi berjalan memuat pembayaran dan penerimaan yang ditimbulkan dari aktivitas ekspor-impor barang dan juga jasa. Neraca ini terbagi atas dua komponen yakni neraca perdagangan untuk barang dan juga neraca jasa. Jika neraca transaksi berjalan mengalami defisit, artinya biaya yang harus dibayarkan untuk impor baik barang ataupun jasa lebih tinggi dibanding nilai yang diterima dari ekspor.

Rendahnya defisit transaksi berjalan pada 2016 lalu ditopang oleh surplus neraca perdagangan yang tinggi. Hingga November 2016, neraca perdagangan mencatatkan surplus US$ 7,79 miliar. Pada Desember 2016, Perry memperkirakan neraca perdagangan masih akan mengalami surplus.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...