Pemerintah Bangun Pusat Industri Petrokimia di Bintuni dan Masela

Safrezi Fitra
23 Januari 2017, 10:38
Katadata Petrokimia
www.barito.co.id

Pemerintah berencana membangun dua pusat industri petrokimia di wilayah timur Indonesia, yakni di Teluk Bintuni, Papua Barat dan Masela, Maluku. Langkah strategis ini untuk mendukung upaya pendalaman struktur industri nasional dan melaksanakan instruksi Presiden Joko Widodo mengenai pemerataan pembangunan di Indonesia.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan akan terus mendorong percepatan pembangunan industri petrokimia. Dia pun mengapresiasi PT Pupuk Indonesia dan Ferrostaal, akan bekerjasama melakukan penelitian pengembangan pabrik petrokimia senilai US$ 1,5 miliar di Teluk Bintuni.

Pupuk Indonesia dan perusahaan asal Jerman akan membentuk usaha patungan. Rencanya kedua perusahaan ini akan membangun industri petrokimia dari hulu hingga hilir, yakni mengolah gas bumi menjadi metanol, etilena, polipropilena, dan polietilena. (Baca: Empat Kawasan Industri Ditawarkan ke Investor Jepang)

Kementerian Perindustrian mencatat ada beberapa alasan industri petrokimia perlu dibangun di Teluk Bintuni, salah satunya potensi gas bumi sebagai bahan baku yang cukup besar. Cadangan gas yang sudah diidentifikasi di wilayah tersebut mencapai 23,8 triliun kaki kubik TSCF. Sebanyak 12,9 TSCF sudah dialokasikan untuk dua train kilang gas alam cair (LNG), dan sisanya sebesar 10,9 TSCF untuk satu train LNG.

“Terdapat dua sumber gas potensial, yaitu di proyek Tangguh dan di blok eksplorasi Kasuri yang berada di selatan Tangguh sampai Kabupaten Fakfak,” kata Airlangga dalam keterangannya, Minggu (22/1). Selain itu, ditemukan cadangan baru sebesar 6-8 TSCF.

Potensi gas yang tersedia dapat pula digunakan sebagai bahan baku industri amonia untuk mendukung industri urea dan bahan baku industri metanol untuk mendukung industri pusat olefin. Hilirisasi sektor petrokimia akan berdampak luas pada peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja, dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Selain di Teluk Bintuni, kata Airlangga, lokasi yang bakal dijadikan pusat industri petrokimia lainnya adalah kawasan Blok Masela, Maluku. Di lokasi tersebut, akan dibangun industri petrokimia berbasis gas dengan total nilai investasi sebesar US$ 3,9 miliar atau sekitar Rp 52 triliun. (Baca: Bappenas Siapkan Dua Skenario Pengembangan Wilayah Masela)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...