Efek Trump, Bunga Acuan Diproyeksi Tetap Sepanjang Tahun

Desy Setyowati
25 Januari 2017, 13:44
Bank Indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA

Mantan Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri tidak yakin Bank Indonesia (BI) akan memangkas suku bunga acuan, BI 7-Day Repo Rate, sepanjang tahun ini. Alasannya, bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve/The Fed, tengah berancang-ancang menaikkan suku bunga dananya alias Fed Fund Rate.

Ia meramalkan, The Fed akan menaikkan bunga dananya sebanyak tiga atau empat kali masing-masing 0,25 persen dari posisi sekarang 0,5-0,75 persen. Meski begitu, kenaikan tersebut tergantung pada kebijakan ekonomi yang akan dijalankan Presiden baru AS, Donald Trump. (Baca juga: Belasan Langkah Drastis Trump dalam Dua Hari di Gedung Putih

Advertisement

“Mungkin ruang bagi BI memotong tingkat bunga tidak ada. Tergantung The Fed, bisa tapi (hanya) 0,25-0,5 persen,” kata Chatib saat diskusi panel bertema "Prospek Ekonomi dan Bisnis 2017" di Jakarta, Selasa (24/1). Saat ini, BI 7-Day Repo Rate berada di level 4,75 persen.

Proyeksi yang hampir sama diungkapkan Direktur Investasi Aberdeen Asset Management Bharat Joshi. Menurut dia, BI sebetulnya masih memiliki ruang untuk kembali memangkas bunga acuan. Sebab, bunga acuan yang diterapkan sejumlah bank sentral negara Asia lainnya lebih rendah dari 4,75 persen.

Namun, ia menilai BI akan condong mempertahankan bunga acuan untuk mengantisipasi risiko arus keluar modal asing (capital outflow) saat The Fed menaikkan bunga dananya. “Kalau The Fed menaikkan suku bunga sampai tiga kali, sebenarnya itu masih sesuai ekspektasi pasar. Tapi, karena ada kekhawatiran capital outflow, kami perkirakan BI 7-Day repo Rate flat tahun ini,” ujar Bharat.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement