Jokowi: Saya Minta Target Ekonomi 5,3 Persen, Menkeu Tak Berani

Ameidyo Daud Nasution
25 Januari 2017, 18:22
Jokowi Sri Mulyani
ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
Presiden berdiskusi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat acara penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) APBN 2017 di Istana Negara, Jakarta, 7 Desember 2016.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tetap optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah kondisi ekonomi global yang sulit. Karena itu, dia yakin ekonomi Indonesia pada tahun ini bisa tumbuh hingga 5,3 persen. Namun, optimisme Presiden itu tidak sejalan dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang berpandangan realistis.   

Menurut Jokowi, optimisme tersebut berdasarkan prediksi ekonomi Indonesia oleh beberapa institusi maupun lembaga, baik di dalam maupun luar negeri. Ia menunjukkan contoh Indef, yang meramal pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa mencapai 5,5 persen.

Advertisement

Sedangkan Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) dan Bank Dunia kompak memprediksi ekonomi tahun ini tumbuh 5,3 persen. Adapun, Bank Indonesia menetapkan proyeksi pertumbuhan ekonomi berkisar 5-5 persen. 

 (Baca: Rapor 2016 Pemimpin Asia, Jokowi Mencetak Nilai Biru)

Setengah bercanda, Jokowi menyebut keinginannya menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen dalam Anggaran Pendapaan dan Belanja Negara (APBN) 2017 terganjal Menteri Keuangan. Sebab, Sri Mulyani berpandangan realistis bahwa ekonomi Indonesia tahun ini diperkirakan hanya tumbuh 5,1 persen.

"Menteri Keuangan tetapkan 5,1 persen, saya minta 5,3 persen tidak berani. Kalau saya sih berani saja," kata Jokowi saat membuka acara "Executive Leader Program (ELP)" bagi para direksi BUMN di Istana Negara, Jakarta, Rabu, (25/1).

Presiden menyatakan, pandangan optimismenya itu dibangun bukan tanpa sebab. Ia melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun lalu hanya kalah dengan India dan Cina di kelompok G-20. Hal ini juga ditunjang dengan inflasi tahun 2016 yang cukup kecil, yakni 3,02 persen. "Bisa dilihat negara lain pertumbuhan (ekonominya) bisa sampai minus."

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement