Diputus Trump, Anggota Pakta Dagang TPP Pecah Suara

Maria Yuniar Ardhiati
26 Januari 2017, 17:30
Trump
ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan menarik negaranya keluar dari pakta kerja sama perdagangan kawasan Pasifik atau Trans Pacific Partnership (TPP). Keputusan itu berdampak terhadap pecahnya suara 11 anggota lainnya terhadap kelanjutan nasib kerja sama dagang tersebut.

Negara-negara anggota TPP semula menaruh harapan besar terhadap TPP untuk meningkatkan perekonomiannya. "Namun keputusan Trump mengacaukan rencana negara-negara itu dalam liberalisasi perdagangan," ujar Kepala Ekonom IHS Global Insight untuk kawasan Asia Pasifik, Rajiv Biswas, seperti dilansir CNN, Selasa (24/1).

(Baca: Trump Bawa Amerika Keluar TPP, Pakta Dagang Trans Pasifik Kolaps)

Sebanyak 11 negara anggota TPP sebenarnya telah memprediksi langkah Trump ini. Dalam kampanyenya, Trump menyatakan kerjasama tersebut hanya akan menciptakan lapangan pekerjaan di luar negeri dan tidak menguntungkan para pekerja domestik Amerika.

Padahal negara-negara tersebut: Australia, Brunei, Kanada, Cile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam sebelumnya menandatangani TPP untuk satu tujuan. Mereka ingin mendapatkan akses menuju pasar Amerika Serikat, dengan produk domestik bruto (PDB) sebesar 69 persen dari total PDB 12 anggota TPP.

Contohnya adalah Selandia Baru dan Australia yang membidik pasar AS untuk ekspor produk peternakan, daging sapi, serta pertanian. Sementara itu Jepang, yang akan menjadi pasar terbesar selanjutnya, sempat berencana menekan hambatan untuk daging sapi dan beras. Hal ini tentu akan menguntungkan para eksportir asing, tapi merugikan produsen domestik.

Selain itu, Jepang sebenarnya membidik pasar baru untuk memasarkan produk-produknya, terutama otomotif. (Baca: Belasan Langkah Drastis Trump dalam Dua Hari di Gedung Putih)

Berikut ini tanggapan negara-negara anggota TPP tentang nasib pakta dagang tersebut pasca keputusan Trump.

Australia:
Menteri Perdagangan Australia, Steven Ciobo, melihat TPP tidak bisa berjalan jika Amerika Serikat tak mengubah pikirannya. "Ini perjanjian dengan begitu banyak keuntungan. Keuntungan bagi Australia, Jepang, Kanada, Meksiko dan negara-negara lainnya. Kami pun memikirkan kemungkinan adanya TPP dengan keanggotaan 12 minus satu."

Kanada:
Juru bicara urusan luar negeri Kanada, Kristine Racicot, menilai perjanjian ini tidak bisa berjalan tanpa Amerika Serikat.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...