Aramco Batal, Pertamina Garap Kilang Balongan dan Dumai Sendirian
PT Pertamina (Persero) memutuskan untuk membangun kilang minyak di Balongan dan Balongan di Jawa Barat secara mandiri. Ini dikarenakan perusahaan asal Arab, Saudi Aramco, yang awalnya jadi mitra Pertamina menggarap proyek ini, akhirnya membatalkan kerjasamanya.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan awalnya kerja sama dengan Saudi Aramco dilakukan untuk tiga kilang, yakni Dumai, Balongan dan Cilacap. Namun, kerja sama untuk Dumai dan Balongan tidak bisa berlanjut.
"Kerja sama dengan Aramco hanya kilang Cilacap saja," saat konferensi pers, di Kantornya, Senin (30/1). (Baca: Kesepakatan Saudi Aramco di Kilang Dumai Ditargetkan Tercapai Oktober)
Menurut Rachmad batalnya kerja sama dengan Saudi Aramco adalah karena tidak adanya kesepakatan mengenai pengerjaan proyek. Pertamina ingin proyek kilang, terutama Balongan, digarap secepatnya. Di sisi lain Saudi Aramco tidak sepakat dengan keinginan Pertamina tersebut.
Dia menjelaskan alasan Pertamina pembangunan Kilang Balongan harus cepat, lantaran Kilang Balikpapan juga mengantre untuk pengerjaan proyek peningkatan kapasitas. Jika tidak ada kendala, pembangunan kilang Balongan akan dimulai pada Februari, dan ditargetkan selesai masa Oktober atau Desember 2020.
Sebagai gambaran, salah satu bahan baku produksi Kilang Balongan adalah nafta, yang sekitar 30-40 persennya dipasok dari Kilang Balikpapan. Sementara Kilang Balikpapan juga sedang dalam proses peningkatan kapasitas dan modernisasi, sehingga nantinya tidak bisa menghasilkan nafta. Jika Pertamina tidak segera memodernisasi Kilang Balongan, ada kemungkinan kilang ini bisa kekurangan bahan baku.