Naik 18 Persen, Pendapatan Angkasa Pura II Rp 6,65 Triliun pada 2016

Pingit Aria
30 Januari 2017, 10:53
Terminal 3 Ultimate
Arief Kamaludin|KATADATA
Terminal yang memiliki 28 gate, terdiri atas 10 gate internasional dan 18 gate domestik ini, diklaim menyaingi Bandara Internasional Changi di Singapura.

PT Angkasa Pura II (Persero) kembali mencatat kinerja positif pada 2016. Sepanjang 2016 total pendapatan perseroan (unaudited) mencapai Rp 6,65 triliun, atau naik 18 persen dibandingkan dengan 2015 sebesar Rp 5,64 triliun.

Dari jumlah itu, sebanyak Rp 4,03 triliun berasal dari bisnis aeronautika seperti Tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U), biaya pendaratan pesawat, dan pemakaian garbarata. Sementara itu, bisnis nonaeronautika seperti konsesi, sewa ruang, reklame, serta bisnis kargo dan sebagainya pada periode yang sama mencetak pendapatan Rp 2,62 triliun.

"Kinerja positif yang berhasil dibukukan perseroan ini didukung juga oleh keberhasilan mengoperasikan sejumlah terminal baru pada 2016 yakni Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Terminal Baru Bandara Husein Sastranegara Bandung, dan juga diresmikannya Terminal Baru Bandara Sultan Thaha Jambi oleh Presiden RI," kata Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin dalam siaran pers, Ahad (29/1).

(Baca juga: Mulai Dibangun, Jokowi Targetkan Bandara Kulonprogo Rampung 2019)

Menurut Awaluddin, peningkatan pendapatan kali ini memang sejalan dengan naiknya arus penumpang pesawat di 13 bandara yang dikelola perusahaan. Sepanjang tahun lalu, ke-13 bandara AP II jadi tempat lalu-lalang  94,63 juta penumpang, naik 12 persen dari 84,29 juta penumpang pada 2015.

Kenaikan arus penumpang pesawat ini antara lain dipicu kebijakan perseroan yang memberikan sejumlah insentif kepada maskapai yang membuka rute internasional baru di sejumlah bandara, serta bagi maskapai yang mengoperasikan extra flight di luar jam reguler bandara.

"Efisiensi untuk efektifitas yang lebih baik khususnya pada kuartal IV/2016 juga membantu AP II dapat meraih pendapatan Rp 6,65 triliun, yang di mana angka tersebut lebih tinggi dari target awal perseroan Rp 6,57 triliun," kata Awaluddin.

Grafik: Jumlah Bandara Per Negara (2016)
Jumlah Bandara Per Negara (2016)

Selain itu, pada 2016 PT Angkasa Pura II (Persero) juga berhasil mendirikan dua anak usaha baru yakni PT Angkasa Pura Propertindo (APP) dan PT Angkasa Pura Kargo (APK) guna meningkatkan kontribusi pendapatan dari bisnis nonaeronautika. Dua anak usaha baru ini melengkapi anak usaha yang sebelumnya sudah beroperasi yaitu PT Angkasa Pura Solusi (APS).

Menurut Awaluddin, pembentukan dua anak usaha baru tersebut ditujukan untuk menggenjot pertumbuhan pendapatan dari bisnis nonaeronautika. “Melalui pembentukan Angkasa Pura Propertindo dan Angkasa Pura Kargo, kami berharap kontribusi bisnis nonaeronautika pada 2018 dapat mencapai 50 persen atau lebih terhadap total pendapatan perusahaan," ujarnya.

(Baca juga: Indonesia Gandeng Amerika Bangun Bandara dan Transportasi Udara)

Seluruh anak usaha yang dimiliki oleh AP II diperkirakan dapat meraih pendapatan hingga Rp 1,14 triliun pada 2017 atau kurang lebih 13 persen dari pendapatan AP II, yang berasal dari APS sebesar Rp 667 miliar, lalu APK sebesar Rp 443 miliar, dan APP sebesar Rp 38,7 miliar.

Saat ini pada tahun 2017 ketiga anak usaha tersebut tengah melakukan berbagai persiapan untuk menjalankan rencana bisnis yakni APP akan memulai bisnis perhotelan di Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Kualanamu, kemudian APK mengembangkan cargo village dan pengelolaan pergudangan di Bandara Soekarno-Hatta, dan APS mulai fokus pada bisnis information communication & technology.

AP II saat ini tengah bertransformasi untuk menjadi perusahaan kelas dunia yang mengoperasikan bandara kelas dunia di mana salah satu cirinya adalah kontribusi pendapatan terbesar bukan lagi berasal dari bisnis aeronautika, namun dari bisnis nonaeronautika.

(Baca juga:  Kembangkan Dua Bandara, Pemerintah Berniat Jual Saham Angkasa Pura)

"Kami optimistis target ini dapat tercapai pada 2018, sehingga pada tahun itu juga bandara-bandara AP II dapat disejajarkan dengan bandara berkelas dunia lainnya yang kontribusi pendapatan bisnis nonaeronautika lebih besar dari bisnis aeronautika," kata Awaluddin.

Di samping fokus mengembangkan bisnia nonaeronautika, AP II kini juga tengah mempersiapkan infrastruktur digital guna mewujudkan smart connected airport di seluruh bandara yang dikelola perseroan. Konsep ini diperkuat oleh sistem teknologi informasi untuk membuat setiap bandara lebih efisien, serta memastikan tingkat pelayanan tetap terjaga bagi kenyamanan penumpang.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...