Greenpeace: Industri Belum Mendukung Keberlanjutan Tuna

Image title
17 Februari 2017, 13:10
Tuna Sirip Kuning
Antara
Nelayan memindahkan tuna sirip kuning di Pelabuhan Krueng Aceh, Banda Aceh, beberapa waktu lalu.

Greenpeace menilai industri perikanan di Indonesia belum mendukung upaya konservasi sumber daya laut, terutama tuna. Mereka bahkan seolah ‘mendorong’ kepunahan lebih cepat dengan penggunaan alat tangkap yang tak ramah lingkungan.

Pada November 2016 lalu, Greenpeace melakukan survei terhadap 15 perusahaan pengalengan ikan tuna di Indonesia, Thailand dan Filipina. Hasilnya, semua perusahaan itu mengakui bahwa seluruh ikan mereka diperoleh dari kapal purse seine (kapal jaring).

“Padahal penangkapan dengan purse seine menurut Greenpeace tidak berkelanjutan karena bisa banyak menangkap bayi-bayi tuna yellowfin dan big eye,” kata Juru Kampanye Greenpeace  Arifsyah M Nasution dalam Katadata Forum di Intercontinental MidPlaza, Jumat (17/2).

(Baca juga: Tuna Dalam Tarik Menarik Kepentingan Konservasi dan Industri)

Arif menyatakan bahwa saat ini telah ada perbaikan dari sisi regulasi yang diterapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) agar pemanfaatan sumber daya laut temasuk tuna lebih berkelanjutan. Namun masih ada upaya lanjutan yang perlu dilakukan.

Arif mengatakan setidaknya ada tiga ancaman terhadap keberlanjutan tuna di Indonesia. Pertama, penggunaan alat tangkap rumpon yang tidak baik di Indonesia.

“Jika penataan rumpon tak dilakukan secara benar, tangkapan rumpon ilegal merupakan tangkapan ilegal. jika sesutu tak legal, maka akan menjadi tangkapan illegal,” katanya.

(Baca juga: Pengusaha Tuna Minta Pemerintah Adil Terhadap Industri)

Halaman:
Reporter: Muhammad Firman
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...