BI Pantau Likuiditas Bank Aman meski Banjir Surat Utang

Desy Setyowati
10 Maret 2017, 16:36
Bank
Agung Samosir | Katadata

Likuiditas perbankan terancam mengetat pada awal tahun ini. Penyebabnya beragam, mulai dari kebijakan pemerintah mengubah mekanisme penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) hingga langkah pemerintah mencari pendanaan lebih dini lewat penerbitan surat utang.

Pemerintah sudah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) valuta asing (valas) sebesar US$ 3,5 miliar atau setara Rp 47 triliun sebagai pembiayaan anggaran lebih dini (pre-funding) pada akhir tahun lalu. Meski begitu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW. Martowardojo menekankan, likuiditas perbankan saat ini masih dalam kondisi positif.

Rasio likuiditas perbankan atau pinjaman terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) secara industri masih berkisar 91 persen. Selain itu, rasio alat likuid dibagi dengan noncore deposit (NCD) rata-rata di atas batas minimum 50 persen. NCD merupakan komponen dana pihak ketiga di bank umum yang jatuh tempo sampai dengan tiga bulan.

(Baca: Likuiditas Terancam Ketat, BPD Didorong Terbitkan Obligasi)

Namun, rasio likuiditas terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan di atas 8,5 persen. Besarannya di bawah batas bawah sebesar 10 persen. Hal ini menunjukkan cadangan bank dalam bentuk surat berharga belum cukup kuat untuk menutupi dana jangka pendek jika nasabah menarik simpanannya.

Di sisi lain, penempatan dana bank di BI tercatat masih besar. “Kalau kami tahu penempatan dana bank di BI Rp 350 triliun lebih, jadi dalam keadaan cukup likuiditasnya,” kata Agus di Kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (10/3).

Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan melihat kondisi likuiditas bank di awal tahun ini masih lebih baik dibandingkan tahun lalu. Tapi, upaya pemerintah mencari pembiayaan untuk belanja di awal tahun (ijon) akan menggerus likuiditas perbankan.

LDR saat ini memang masih baik di level 90 persen. Namun ada risiko yang bisa menggerus dana bank akibat minimnya penerimaan pemerintah sehingga menerbitkan banyak surat utang (obligasi). Hal ini tentu bisa menguras likuiditas dana di bank.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...