Jokowi Terima 21 Calon OJK, Wimboh Bersaing dengan 2 Bankir Senior
Panitia seleksi (pansel) dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah merampungkan tugasnya dengan menyerahkan 21 nama calon kepada Presiden Joko Widodo. Dari 21 nama calon itu, tiga kandidat bersaing memperebutkan kursi Ketua Dewan Komisioner OJK. Ketiga kandidat itu memiliki latar belakang bankir dan pejabat Bank Indonesia (BI).
Pertama, Wimboh Santoso yang merupakan mantan Direktur Direktorat Pengaturan Perbankan BI, Kepala Perwakilan BI New York dan saat ini menjabat Komisaris Bank Mandiri. Kedua, Sigit Pramono, mantan Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) dan mantan Ketua Perbanas. Ketiga, Zulkifli Zaini, Komisaris Independen BNI, yang juga pernah menjabat Dirut Bank Mandiri.
Selain ketiga kandidat itu, ada 18 nama lain yang bersaing menempati 6 kursi anggota komisioner OJK. Nantinya, Presiden akan menyorongkan 14 calon anggota, termasuk 2 kandidat ketua OJK, kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Di sisi lain, dari 21 calon yang diajukan panitia seleksi kepada Jokowi, hanya tersisa satu petahana yaitu Anggota Komisioner sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Nurhaida. Artinya, pansel telah mengugurkan enam calon petahana sepanjang empat tahapan seleksi.
Pada seleksi tahap kedua, Ketua OJK Muliaman Haddad bersama empat komisioner lainnya terpental dari proses seleksi. Ketika itu, komisioner lainnya yang gugur yaitu Nelson Tampubolon, Firdaus Djaelani, Ilya Avianti, dan Kusumaningtuti Sandriharmy. Belakangan, pada seleksi tahap keempat atau terakhir, pansel kembali mengugurkan Wakil Ketua OJK, Rahmat Waluyanto.
Ketua Pansel Dewan Komisioner OJK, Sri Mulyani menekankan, pihaknya telah membeberkan secara detail kepada Presiden alasan pansel memilih 21 kandidat dan menggugurkan ratusan calon lainnya, termasuk para petahana. “Kami melaporkan secara sangat detail kepada Bapak presiden dari seluruh proses awal seleksi ini dari mulai 882 (calon) hingga mencapai 21 (calon),” katanya usai menyerahkan daftar 21 calon komisioner OJK kepada Jokowi di Istana Presiden, Senin (13/3).
Informasi yang dilaporkan termasuk informasi-informasi rahasia yang diperoleh pansel dari penegak hukum dan instansi lainnya. Selain itu, pansel juga memberikan informasi detail mengenai latar belakang ke-21 kandidat terpilih. Hal tersebut penting diketahui presiden sebab nantinya presiden akan memilih 14 calon yang akan diajukan ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Komisi Keuangan DPR.
Dalam konferensi pers di Kementerian Keuangan, Sri Mulyani mengakui pansel mengalami kesulitan dalam menetapkan calon yang lolos. Bukan cuma karena persoalan waktu yang ketat, tapi juga karena ada beberapa nama yang dianggap kredibel namun dirasa tidak memenuhi unsur kredibilitas. (Baca juga: Pemilihan Bos OJK Rawan Disusupi Motif Bisnis dan Politik)
Memilih calon juga tak mudah lantaran OJK merupakan lembaga yang mengemban tugas penting dalam menjaga dan mengawasi industri jasa keuangan. Sebagai gambaran, aset industri jasa keuangan mencapai Rp 16 ribu triliun. Di sisi lain, industri keuangan saling berkaitan. Kegagalan di satu perusahaan saja bisa berpengaruh ke stabilitas sistem keuangan ataupun makro secara keseluruhan.
“Presiden menekankan untuk mencari dewan komisioner OJK yang profesional dan berintegritas untuk menjaga industri jasa keuangan pada masa-masa tidak selalu pasti,” ujar Sri Mulyani.
Anggota Pansel sekaligus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pansel bahkan harus menggelar rapat hingga dini hari untuk menentukan calon yang lolos. “Kami harus pulang jam tiga pagi berturut-turut, pagi kerja lagi,” ujarnya.
Kesulitan yang sama juga dirasakan oleh Anggota Pansel dari sisi akademisi yaitu Tony Prasetyantono. Ia mengaku segan karena harus mencoret beberapa nama kandidat yang ia kenal. Sementara nama-nama yang dicoret tersebut, memiliki kemampuan yang dinilai mumpuni namun gagal dari kriteria non teknis seperti integritas. Penilaian non teknis yang dimaksud seperti ketaatan membayar pajak ataupun tidak mendapat catatan buruk baik dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ataupun instansi lainnya.
“Secara teknis kapasitas, exposure, dan pengalaman banyak calon yang punya ekspektasi. Tapi ketika diproses dengan aspek non teknis muncul nama perlu dicoret, itu yang sulit dalam proses pencarian ini. Itu timbulkan kontroversi di masyaralat. Kami yakin itu kontroversial karena nama itu punya nama baik tapi kami harus pertimbangkan aspek non teknis, aspek integritas,” kata dia. (Baca juga: Heboh Seleksi Bos OJK, Sri Mulyani: Putusan dari 3 Sumber Informasi)
Ke depan, perjuangan ke-21 kandidat masih panjang. Setelah ini, presiden hanya akan memilih 14 calon untuk menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) di Komisi Keuangan DPR. Adapun, DPR hanya akan memilih tujuh orang untuk menjabat sebagai Dewan Komisioner OJK periode 2017 – 2022. "Nama-nama calon Dewan Komisioner OJK akan dipilih dan dilantik pada 20 Juli 2017,” kata Sri Mulyani.
21 Kandidat Kandidat Komisioner OJK:
Calon Ketua merangkap Anggota
- Sigit Pramono (Mantan Dirut BNI, Mantan Ketua Perbanas)
- Wimboh Santoso (Komisaris Bank Mandiri, Direktur Direktorat Pengaturan Perbankan BI, Kepala Perwakilan BI New York)
- Zulkifli Zaini (Komisaris Independen BNI, Mantan Dirut Bank Mandiri)
Calon Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap Anggota
- Riswinandi (Dirut PT Pegadaian)
- Agus Santoso (Mantan Kepala PPATK)
- Etty Retno Wulandari (OJK)
Calon Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap Anggota
- Heru Kristiyana (OJK)
- Agusman (BI)
- Dwityapoetra Soeyasa Besar (BI)
Calon Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap Anggota
- Nurhaida (Komisioner/Kepala Eksekutif OJK Bidang Pengawas Pasar Modal)
- Arif Baharudim (Kementerian Keuangan)
- Freddy Saragih (Kementerian Keuangan)
Calon Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya merangkap Anggota
- Edy Setiady (OJK)
- Hoesen (PT Danareksa)
- Adi Budiarso (Kementerian Keuangan)
Calon Ketua Dewan Audit merangkap Anggota
- Haryono Umar (Kopertis Wilayah III/Mantan Pimpinan KPK)
- Ahmad Hidayat (BI)
- Maliki Heru Santosa (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan)
Calon Anggota yang membidangi Edukasi dan Perlindungan Konsumen
- Tirta Segara (BI)
- Firmanzah (Mantan Staf Khusus Presiden SBY Bidang Ekonomi)
- Yohanes Santoso Wibowo (OJK)