Tenggat 3 Bulan, Elia Minta Direksi Pertamina Bebas Kepentingan
Pemerintah melalui Kementerian BUMN mengharapkan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) yang baru, Elia Massa Manik, mampu meningkatkan kinerja dan membangun soliditas di internal perusahaan. Untuk mencapai hal tersebut, Elia meminta para direksi Pertamina bebas dari berbagai kepentingan.
Elia menyatakan, dirinya diminta pemerintah untuk membangun komunikasi yang solid antarjajaran direksi Pertamina. Untuk membangun hal tersebut, salah satu kuncinya adalah keterbukaan.
Karena itulah, Elia mengimbau para direksi agar dapat saling terbuka dan dapat berkomunikasi secara optimal dengan jajaran komisaris dan pemangku kepentingan yang lain. Selain itu, jajaran direksi harus terbebas dari kepentingan-kepentingan pribadi.
Menurut Elia, memang saat ini tidak ada perubahan jajaran direksi. Namun, tidak menutup kemungkinan hal itu dilakukan jika jajaran direksi saat ini memiliki kepentingan tertentu. "Kalau ada kepentingan kan tiga bulan juga sudah kelihatan nanti," katanya saat konferensi pers usai RUPS Pertamina di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (16/3).
(Baca: Lewat Kompromi, Elia Massa Manik Segera Jadi Dirut Pertamina)
Namun, saat ini, Elia akan berfokus meningkatkan konsolidasi internal. Selanjutnya, dia akan melakukan akselerasi yang terukur di bagian hilir, midstream, dan juga sektor hulu Pertamina.
Elia akan memetakan kekurangan-kekurangan yang ada dan kemudian membenahinya. Yang jelas, dia menekankan, prinsip keterbukaan dan transparansi akan diutamakan dalam masa kepemimpinannya.
Di sisi lain, dia mengakui, kinerja perusahaan sudah cukup baik saat ini. Namun, para direksi tidak boleh cepat puas. Jadi, harus ada improvisasi yang dilakukan, terutama efisiensi biaya di ketiga sektor bisnis Pertamina tersebut. "Kami harus bangun mindset itu," ujarnya.
(Baca: RUPS Pertamina Besok, Dirut Baru Diminta Konsolidasi Internal)
Di tempat yang sama, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survey, dan Konsultan Kementeian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Gatot Trihargo mengatakan, pemilihan Elia sebagai nahkoda baru Pertamina ini didasari atas rekam jejaknya dalam hal kinerja, kepemimpinan, pengalaman, dan kapabilitas.
Elia dianggap dapat memenuhi kebutuhan Pertamina dalam menjaga soliditas dan terus meningkatkan kinerja perusahaan. "Tidak ada alasan khusus (pemilihan Elia), kami memilih yang terbaik," ujar Gatot.
Menurut dia, pemangku kepentingan menuntut Elia bisa menggerakkan jajaran direksi Pertamina agar saling sinergi, solid dan total dalam mengembangkan perusahaan. Elia dianggap telah bisa menjalankan fungsi tersebut saat menjadi Dirut Holding BUMN Perkebunan.
(Baca: Ada 7 Nama, Jokowi Pelajari Calon Dirut Pertamina dari Eksternal)
Sementara itu, Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng mengatakan, Elia juga harus bisa membangun kepercayaan, baik ke seluruh jajaran direksi, komisaris, pemegang saham, dan juga seluruh struktur pegawai Pertamina. Selain itu, dia harus mampu mengeksekusi secara optimal struktur dan strategi yang telah ditetapkan Pertamina saat ini.
Dewan Komisaris sendiri akan melakukan forum tersendiri bersama Elia dan jajaran direksi lainnya untuk membicarakan pengembangan Pertamina ke depan.
Tanri mengakui, usulan Elia menjadi Dirut Pertamina ini muncul dari internal Kementerian BUMN. "Usulan dari Kementerian BUMN. Kan ini (Elia) dari BUMN (PTPN)," ujarnya.