BI: Penurunan Harga Minyak Bisa Hambat Pertumbuhan Ekonomi

Desy Setyowati
17 Maret 2017, 13:04
Migas
Katadata

Hambatan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada awal tahun ini bukan hanya akibat seretnya belanja pemerintah, tapi juga penurunan harga minyak dunia. Bank Indonesia (BI) memantau harga minyak dunia turun seiring dengan meningkatnya pasokan dari Amerika Serikat (AS).

Sebelumnya, kenaikan harga minyak dunia pada akhir tahun lalu telah mengerek harga komoditas sumber daya alam (SDA). Alhasil, pendapatan masyarakat khususnya di wilayah penghasil komoditas pun meningkat. Imbasnya, kegiatan bisnis dan konsumsi masyarakat di wilayah tersebut makin bergairah. (Baca juga: Jokowi Berharap Proyek Infrastruktur Angkat Perekonomian Kaltim)

Advertisement

“Produsen atau petani di wilayah timur alami kenaikan pendapatan karena ekspor komoditas yang terefleksi dari kenaikan konsumsi dan sales (penjualan) kendaraan bermotor yang naik,” kata Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo di Jakarta, Kamis (16/3). Penjualan semen dan alat berat juga meningkat.

Mengacu pada data Bloomberg, harga minyak WTI (West Texas Intermediate) sempat mencapai US$ 54 per barel pada akhir Februari lalu, namun kemudian terus melorot. Jumat (17/3) siang ini, WTI diperdagangkan US$ 48,85 per barel.

Di sisi lain, harga minyak Brent Crude (ICE) sempat mencapai US$ 57 per barel pada Januari, namun saat ini harganya hanya US$ 51,79 per barel.

Menurut Doddy, dampak kondisi ini terhadap laju perekonomian terus jadi perhatian BI. Sejauh ini, peluang berlanjutnya penurunan minyak dunia masih berimbang alias 50:50. Maka itu, BI belum mengubah prediksinya bahwa ekonomi mampu tumbuh di kisaran 5-5,4 persen tahun ini. (Baca juga: Jokowi Berharap Proyek Infrastruktur Angkat Perekonomian Kaltim)

“Yang kami amati apakah itu permanen atau temporer (sementara)? Sekarang ekonomi dunia positif dari AS, Cina memang turun tapi tetap pada level yang tinggi. Itu asumsi tidak ada shock signfikan di global maka kenaikan demand (permintaan) di (produk) SDA,” tutur dia. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement