Unggulkan Skema Gross Split, Jonan: Riset Woodmac Akan Direvisi

Anggita Rezki Amelia
24 Maret 2017, 20:21
Rig
Katadata

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akhirnya mempersoalkan riset Wood Mackenzie (Woodmac), yang menilai skema gross split tidak menarik bagi investor. Kesimpulan riset konsultan energi internasional ini dianggap kurang tepat karena tidak memasukkan kelebihan-kelebihan dari skema baru kerja sama minyak dan gas bumi (migas) tersebut.

Menurut Menteri ESDM Ignasius Jonan, ada beberapa kelebihan dari gross split dibandingkan skema yang lama. Dari sisi pemerintah, penyusunan anggaran dan pendapatan bisa lebih pasti karena tidak ada lagi kewajiban cost recovery atau pengembalian biaya operasional kegiatan hulu migas.

(Baca: Riset Terbaru, Skema Gross Split Migas Tak Menarik bagi Investor)

Jonan mengakui, hingga kini memang masih ada negara yang menggunakan skema kerja sama cost recovery, seperti di Malaysia. Namun, skema yang diterapkan di negeri jiran itu berbeda dengan Indonesia.

Pemerintah Malaysia menerapkan batas biaya penggantian. Sementara di Indonesia tidak ada dan kalau hal itu diterapkan bisa memicu perdebatan. Jadi, Pemerintah Indonesia membayar apa pun yang telah dikeluarkan kontraktor. Padahal, kepastian anggaran harus dijaga supaya realisasinya tidak melenceng.

Kontraktor juga akan memperoleh keuntungan dari segi pengadaan barang dan jasa  karena tidak diatur lagi oleh sistem pemerintah. Hal ini tentu akan mempercepat prosesnya.

Selain itu, kontraktor bisa memperoleh tambahan bagi hasil. Salah satunya dengan memperbanyak tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sehingga meningkatkan industri dalam negeri.

Grafik: TKDN Barang dan Jasa Sektor Migas 2006-2015

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...