Sokong Program Sejuta Rumah, BTN Minta Relaksasi Subsidi KPR
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN) Maryono menyatakan, pihaknya membutuhkan dukungan pemerintah agar dapat turut menyokong program pembangunan 1 juta unit rumah setahun. Program tersebut bertujuan mengatasi kebutuhan perumahan (backlog) yang tercatat mencapai 13,6 juta unit.
Ia meminta adanya relaksasi subsidi dari pemerintah untuk kredit perumahan rakyat (KPR) bersubsidi. Selain itu, ia mengharapkan relaksasi aturan KPR dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Relaksasi subsidi, kami perlu dukungan akselerasi 1 juta rumah. Relaksasi aturan OJK terkait KPR dapat dilanjutkan permanen, dan permodalan,” kata dia dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (30/3). (Baca juga: Bantah OJK, Dirut BTN: Kasus Bilyet Palsu Bukan Kelemahan Sistem)
BTN menargetkan bisa membiayai sebanyak 570 ribu rumah untuk menyokong program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah. Rinciannya, 430 ribu rumah nonsubsidi dan 140 ribu rumah bersubsidi. (Baca juga: KPR Murah, BTN Tetapkan Dua Syarat Utama)
Derasnya penyaluran KPR ini diharapkan bank juga bisa menyokong kinerja BTN tahun ini sebagaimana terjadi pada 2016 lalu. Tahun lalu, penyaluran kredit BTN tercatat naik 18,34 persen dari Rp 138,95 triliun pada 2015 menjadi Rp 164,44 triliun pada 2016. Kenaikan ini di atas rata-rata pertumbuhan kredit industri yang sebesar 7,8 persen.
Adapun, kredit di sektor perumahan masih tercatat sebagai penyokong utama lantaran naik 18,43 persen menjadi Rp 147,94 triliun. Pertumbuhan terbesar terjadi pada kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi yang naik 30,57 persen menjadi Rp 56,83 triliun. Dengan perkembangan tersebut, porsi kredit perumahan pun mencapai 89,97 persen terhadap total kredit BTN.
Tingginya penyaluran kredit tersebut turut menyokong laba bersih BTN tumbuh 41,49 persen menjadi Rp 2,61 triliun. Pencapaian tersebut di atas pertumbuhan laba perbankan nasional yang hanya 8,43 persen.
Pada tahun ini, BTN menargetkan penyaluran kredit bisa naik lebih tinggi yaitu 21 sampai 23 persen. Sedangkan laba bersih ditargetkan meningkat 20 persen. “Kami optimis BTN akan mampu melanjutkan kinerja positif pada tahun ini mengingat kondisi ekonomi yang mulai menunjukan geliat positif,” kata Maryono.
Untuk itu, Maryono menyatakan, BTN menerapkan sejumlah strategi, di antaranya penguatan rencana kerja, pendanaan, infrastruktur digital banking, dan operasional perbankan. Dengan penguatan tersebut, BTN berharap bisa menjadi bank penyedia pembiayaan perumahan terdepan di Indonesia pada 2022.