Operasi Pasar, Wilmar Jual Minyak Goreng Rp 11.000 per Liter
PT Wilmar Indonesia akan menggelar operasi pasar di 10 lokasi di Indonesia. Dalam operasi pasar ini Wilmar akan menjual minyak goreng dengan harga Rp 11.000 per liter.
"Tujuan operasi pasar ini untuk menjaga tidak terjadi kenaikan harga minyak goreng terutama menghadapi Bulan Puasa dan Lebaran," Komisaris Wilmar Indonesia MP Tumanggor dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (4/4).
Dia menjelaskan operasi pasar ini akan dilakukan mulai hari ini, serentak di 10 lokasi sentra area operasional Wilmar yang tersebar di Indonesia. Sayangnya, dia tidak memberitahukan di mana saja lokasi tersebut. (Baca: Minimarket dan Supermarket Segera Jual Gula dan Minyak Goreng Curah)
Dalam kegiatan ini Wilmar akan menggelontorkan minyak goreng sebanyak 2.000 paket per hari untuk setiap lokasi. Harga jualnya sesuai dengan arahan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, yakni sebesar Rp 11.000 per liter.
Tumanggor mengatakan operasi pasar ini dilakukan dalam rangka mendukung program pemerintah menstabilisasikan harga minyak goreng di dalam negeri. Terutama saat momen puasa dan lebaran yang sudah dekat saat ini.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan sebelumnya pihaknya telah bertemu dengan sejumlah produsen minyak goreng nasional. Dia meminta para produsen mendukung upaya stabilisasi harga kebutuhan pokok agar tidak naik, terutama pada saat puasa dan lebaran. (Baca juga: Menyambut Lebaran, Jokowi Tekankan Tiga Persiapan)
Dalam pertemuan tersebut tercapai kesepakatan harga jual minyak goreng dari produsen Rp 10.500 per liter dan dijual eceran Rp 11.000 per liter. Enggar memastikan penetapan harga eceran tertinggi ini tidak akan membuat pengusaha merugi. Dia juga telah berkonsultasi dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
"Penetapan harga eceran tertinggi ini dimaksudkan untuk membuat titik keseimbangan harga yang baru untuk kepentingan konsumen dan rakyat, tanpa merugikan pelaku usaha," ujarnya.
Kebutuhan komoditas minyak goreng nasional saat ini sebanyak 9, 22 juta liter per bulan. Kebutuhan ini akan dipenuhi dari Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) 2,10 juta liter dan Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI) 1,80 juta liter.
Tumanggor menyatakan Wilmar sangat menyambut positif berbagai upaya Kementerian Perdagangan untuk menstabilkan harga minyak goreng agar tidak terjadi kenaikan harga. Dia juga meyakini hampir semua industri minyak goreng berkomitmen melaksanakan imbauan Menteri Perdagangan ini.
“Jika harga naik, kami paham akan berakibat kepada tingginya tingkat inflasi," kata Tumanggor. (Baca: Darmin Prediksi Harga Tiga Bahan Pangan Berpeluang Turun)