Tren Kenaikan ICP Terhenti, Minyak Indonesia Maret Turun 7 Persen
Harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) periode Maret 2017 menurun sekitar tujuh persen menjadi US$ 48,71 per barel, dari bulan sebelumnya US$ 52,50 per barel. Ini menghentikan tren kenaikan harga ICP dalam tiga bulan terakhir atau sejak Desember 2016.
Selain ICP, harga jenis minyak Minas (Sumatran Light Crude/SLC) bulan Maret 2017 juga menurun menjadi US$ 49,62 per barel dibandingkan bulan sebelumnyaUS$ 53,36 per barel. Penurunan ICP ini sejalan dengan perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional. Harga minyak jenis Brent (ICE) turun US$ 3,46 per barel menjadi US$ 52,54 per barel.
(Baca: Harga Minyak Indonesia Februari 2017 Naik 0,62 Persen)
Sementara itu, harga WTI (Nymex) turun US$ 3,79 menjadi US$ 49,67 per barel. Adapun, harga minyak di Basket OPEC turun US$ 3,06 menjadi US$ 50,31 per barel.
Penurunan harga minyak mentah utama di pasar Internasional diakibatkan oleh beberapa faktor. "Ada peningkatan produksi minyak dunia pada Februari 2017 dibandingkan Januari 2017 sebesar 0,26 juta barel per hari menjadi 96,52 juta barel per hari," tulis International Energy Agency (IEA) dalam publikasinya bulan Maret 2017.
OPEC juga memprediksi peningkatan produksi minyak. Pada publikasi Maret 2017, kelompok negara pengekspor minyak ini menaikkan prediksi produksi minyak di negara non-OPEC. Pada kuartal I ini, produksinya diprediksi naik sebesar 0,2 juta barel per hari menjadi 57,8 juta barel per hari. Sedangkan pada kuartal II,ada revisi kenaikan 0,22 juta menjadi 57,26 juta barel per hari.
Berdasarkan data awal, stok komersial negara-negara maju (OECD) pada Januari 2017 dibandingkan Desember 2016 juga meningkat dari 20,1 juta barel menjadi 30 juta barel. (Baca: Stok Minyak Amerika Serikat Susut 4 Juta Barel)
Sementara itu, stok minyak mentah komersial dan rata -rata produksi minyak mentah Amerika Serikat pada 24 Maret 2017 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Stok minyak mentah komersial di negara itu naik 13,8 juta barel menjadi 534,0 juta barel. Rata-rata produksinya juga naik 0,12 juta barel per hari menjadi 9,15 juta barel per hari.
Berdasarkan publikasi mingguan Baker Hughes, jumlah rig Amerika Serikat pada akhir Maret lalu meningkat 60 rig dibandingkan akhir Februari 2017 menjadi 662 rig. Dalam publikasi yang sama dan estimasi sekretariat OPEC, jumlah rig dunia, kecuali Cina dan Former Soviet Union, pada Februari 2017 kembali meningkat 114 rig menjadi 1.489 rig dibandingkan bulan sebelumnya.
Produksi minyak Libya meningkat menjadi di atas 700 ribu barel per hari. Pencapaian ini seiring dengan beroperasinya kembali dua pelabuhan ekspor utama Libya.
Di sisi lain, ketika produksi minyak meningkat namun permintaan malah menurun. IEA merevisi turun proyeksi permintaan minyak dunia pada kuartal I dan II tahun ini masing-masing sebesar 0,3 juta barel per hari menjadi 96,7 juta barel per hari dan 0,1 juta barel per hari menjadi 97,3 juta barel per hari.
Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah juga dipengaruhi produksi yang naik dan penurunan permintaan. Berdasarkan Ministry of Economy Trade and Industry of Japan, tingkat permintaan minyak Jepang turun 132 ribu barel per hari pada Januari 2017 dibandingkan Januari 2016 menjadi 3.872 ribu barel per hari.
(Baca: Lawatan Abe dan Momentum Pasang Investasi Jepang di Indonesia)
Sedangkan berdasarkan Sekretariat OPEC dan Petroleum Planning and Analysis Cell of India, tingkat konsumsi minyak India pada Januari 2017 mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jika tahun lalu bisa mencapai 4,5 juta turun sebesar 202 ribu barel per hari menjadi 4,3 juta barel per hari.