Pinjaman Bank untuk Proyek LRT Jabodebek Dijamin Pemerintah
Proses penyusunan anggaran untuk pembangunan proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek) telah rampung. Pemerintah diklaim bakal menjamin pinjaman bank untuk proyek tersebut.
Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Budi Harto mengatakan, dalam Peraturan Presiden (Perpres) yang sedang disusun, investor akan mendapatkan penjaminan dari pemerintah. "Jadi kalau in case peminjam tidak bisa bayar (pinjaman perbankan), itu diambil alih pemerintah," ujar Budi saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Rabu (12/4).
Budi merinci, total dana yang dibutuhkan untuk pembangunan proyek ini adalah sekitar Rp 27 triliun. Rinciannya, Rp 23 triliun untuk prasarana dan Rp 4 triliun untuk sarana LRT Jabodebek ini.
(Baca juga: Pemerintah Tetapkan Skema Pendanaan Proyek LRT Jabodebek)
Di antara dana tersebut, Rp 1,4 triliun dari Penyertaan Modal Negara (PMN) 2015 Adhi Karya akan digunakan untuk investasi depo dan pra sarana lainnya. Selain itu, PT Kereta Api Indonesia (Persero) juga mendapatkan PMN sebesar Rp 2 triliun pada 2015 dan Rp 5,6 triliun pada tahun ini. Alhasil total PMN sebesar Rp 9 triliun.
Sementara itu, total kekurangan dana sebesar Rp 18 triliun akan diperoleh dari pinjaman perbankan. Budi menyebutkan, perbankan yang sudah siap untuk menyalurkan pinjaman dana ini adalah Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BNI, dan PT SMI (Persero).
Dengan postur pendanaan tersebut, Budi yakin pada Mei 2019 proyek ini sudah bisa beroperasi. Sampai dengan saat ini, Adhi Karya telah mengeluarkan dana Rp 3 triliun dengan kemajuan pembangunan sebesar 15 persen. Pada akhir tahun ini, Budi menargetkan pembangunan LRT Jabodebek akan mencapai 45 persen.
(Baca juga: Jokowi Minta Pembangunan Infrastruktur Asian Games Dikebut)
Ditemui di tempat yang sama, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo membenarkan pernyataan Budi soal penjaminan pemerintah. Menurutnya, keempat bank yang terlibat akan membagi rata kekurangan pendanaan proyek.
"Katakanlah total (pinjaman) Rp 18 triliun, bagi berempat, mungkin per bank sekitar Rp 4-5 triliun. Mandiri sendiri siap Rp 4-5 triliun," ujarnya.