Charoen Pokphand Akuisisi 7-Eleven Senilai Rp 1 Triliun
Setelah menderita kerugian dan menutup beberapa gerai, PT Modern Internasional Tbk (MDRN) akhirnya menjual unit bisnis waralaba 7-Eleven kepada PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPI). Nilai transaksi akuisisi ini mencapai Rp 1 triliun.
CPI mengakuisisi 7-Eleven melalui PT Modern Sevel Indonesia (MSI), yang merupakan anak perusahaan patungan PT Modern Internasional Tbk dan Charoen Pokphand Restu Indonesia (CPRI) selaku anak usaha CPI.
Melalui keterbukaan informasi dari situs Bursa Efek Indonesia, diumumkan bahwa MSI dan CPRI telah meneken Business Acquisition Agreement pada 19 April lalu. Proses transaksi itu diharapkan selesai sebelum 30 Juni 2017.
"Apabila transaksi dilakukan, perseroan dapat melakukan kegiatan ekspansi usaha di bidang distribusi serta dapat mendukung kegiatan penjualan produk makanan olahan dan minuman olahan yang diproduksi oleh perseroan dan entitas anaknya," kata Presiden Direktur PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Tjiu Thomas Effendy dalam keterangan tertulisnya, Senin (24/4) kemarin.
(Baca juga: CIMB Kuasai 10 Persen Saham Modern Internasional)
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk merupakan salah satu produsen utama pakan ternak di Indonesia. Hingga 2016, perseroan mencatatkan penjualan bersih senilai Rp 38,25 triliun yang naik dari periode sama tahun sebelumnya yakni Rp 29,92 triliun. Laba tahun berjalan yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp 2,22 triliun.
Sementara di hilir, salah satu produk makanan olahan terkenal yang diproduksi Charoen Pokphand Indonesia adalah nugget ayam dengan merek Fiesta, Champ dan Okey. Selain itu, Charoen Pokphand juga memproduksi beberapa merek lain seperti Hi-Pro, Hi-Pro-Vite, Bintang, Bonavite, Royal Feed, Turbo Feed dan Tiji.
(Baca juga: 12 Penguasa Bisnis Ayam Indonesia)
Di pihak lain, MDRN mengakui penjualan segmen usaha ini dilakukan setelah mempertimbangkan kerugian yang mereka alami di segmen retail. "Segmen bisnis ini telah mengalami kerugian di tahun-tahun terakhir sebagai akibat dari kompetisi pasar yang tinggi serta pengembangan segmen bisnis ini diperlukan modal yang besar pada masa yang akan datang," kata Direktur PT Modern Internasional Tbk Chandra Wijaya.
Chandra menuturkan, dengan penjualan segmen usaha ini, perseroan masih memiliki bisnis lain yaitu distributor peralatan kesehatan medis di bawah merek Shimazu dan Sirona serta distributor document management solution di bawah entitas anak PT Modern Data Solusi.
Di Indonesia, transaksi ini telah mendapat lampu hijau dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, 7-Eleven Inc di Jepang sudah menyetujui pengakhiran perjanjian waralaba MSI dan penunjukan CPRI selaku penerima waralaba yang baru.
(Baca juga: Pertamina Pastikan Jual BBM ke PLN Tanpa Perantara)
Sebelumnya, kinerja PT Modern Internasional Tbk cenderung merosot. Hingga September 2016, pendapatan perseroan turun 31,37 persen menjadi Rp 660,67 miliar. Perseroan juga alami kerugian sekitar Rp 162,02 miliar hingga kuartal III 2016 dari periode sama sebelumnya untung Rp 11,77 miliar.
Per September 2016, tercatat mengelola 175 gerai 7-Eleven di Indonesia yang sebagian besar ada di Jakarta. Jumlah ini menurun jauh dari 2014 saat perseroan memiliki 190 gerai. Sementara di negara asalnya, Thailand, Charoen Pokphand telah mengelola jaringan 7-Eleven hingga lebih dari 9.500 gerai.