Rini Targetkan Pinjaman Proyek Kereta Cepat Cair Pertengahan Mei
Pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan segera berjalan bulan ini. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menargetkan pinjaman dari China Development Bank (CDB) ditargetkan dapat mulai dicairkan dalam dua pekan ini.
Rini mengatakan pinjaman yang akan dicairkan paling tidak akan mencapai US$ 1 miliar atau sebesar Rp 13,3 triliun. "Tanggal 15 Mei nanti target pencairan (pinjaman) pertama sebesar US$ 1 miliar," kata Rini saat berdiskusi dengan awak media di Bogor, akhir pekan lalu. (Baca: Utang Tiongkok untuk Proyek Kereta Cepat Rp 13 Triliun Segera Cair)
Dia juga mengakui bahwa ada kenaikan nilai investasi yang dibutuhkan dalam pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Sedangkan nilai proyek besar ini juga naik menjadi US$ 5,9 miliar dari sebelumnya hanya US$ 5,1 miliar.
Kenaikan ini terjadi akibat adanya perubahan konstruksi proyek tersebut. Sebelumnya rancangan proyek ini tidak menggunakan terowongan bawah tanah. Namun, dari hasil uji tanah (soil test) kontraktor merasa perlu untuk membangun terowongan. (Baca: Buat Terowongan, Biaya Proyek Kereta Cepat Membengkak Rp 10 Triliun)
Karena nilai investasinya meningkat, pembiayaan untuk proyek ini pun harus ditambah. "Dari CDB juga bisa menaikkan batas pinjaman hingga 5 persen apabila ada cost overrun, tapi porsi pembiayaan tetap sama," katanya. Porsi pinjaman dari CDB tetap sebesar 75 persen dari total investasi yang dibutuhkan.
Rini juga mengatakan selain pendanaan yang mulai menemukan jalan keluar. Dua gubernur yakni Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan serta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama siap mengeluarkan penetapan lokasi proyek ini pada bulan ini. Jadi secara keseluruhan, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan siap dibagun pada Mei 2017.
Proyek ini juga sudah mempertimbangkan banyak hal termasuk penawaran bantuan soil test konstruksi jembatan dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Rini meyakini para konsultan dan kontraktor baik di sisi Indonesia maupun Tiongkok juga bertanggung jawab penuh terhadap kualitas proyek ini.
"Pak Basuki memang menawarkan ahlinya ketika (rapat) bersama kabinet. Tapi kami yakin konsultan yang melakukan Detail Engineering Design (DED) terus berjalan," kata Rini. (Baca: Menteri PUPR: Kereta Cepat Belum Dapat Sertifikasi Keamanan Jembatan)
Sebelumnya Basuki mengatakan, desain jembatan dan terowongan kereta cepat selama ini belum memperhitungkan aspek teknis keamanan yang dikeluarkan KKJTJ. Padahal, ini penting mengingat di wilayah yang dilalui rute Jakarta - Bandung kondisi tanahnya cukup labil.
"Saya hanya memberikan peringatan secara teknis, apalagi kontraktor Tiongkok akan mengklaim (pinjaman) meski proyek belum jalan," kata Basuki.