Bernilai Rp 90 Triliun, Industri Minuman Ringan Diklaim Terus Susut

Image title
8 Mei 2017, 19:22
Pabrik minuman
Arief Kamaludin|KATADATA

Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis angka pertumbuhan industri manufaktur yang mencapai 4,33 persen pada kuartal I 2017. Namun, pertumbuhan itu ternyata tak dinikmati oleh semua sektor industri. Industri minuman ringan misalnya, justru diklaim merosot.

Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) mengklaim sektor industri yang dijalankannya turun 3-4 persen pada kuartal I 2017. “Hal ini terjadi hampir pada semua kategori minuman ringan,” kata Ketua ASRIM Triyono Pridjosoesilo, Senin (8/5).

Triyono menyatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir sektor industri minuman ringan terbilang rentan. Ini terlihat dari tren pertumbuhan sektor dalam 4 tahun terakhir hanya berada dalam kisaran 4 - 8 persen. Angka ini jauh menurun ketimbang rerata pertumbuhan pada awal tahun 2000-an yang mencapai 10 - 15 persen

(Baca juga:  Industri Tumbuh 4,3%, Pengusaha Masih Keluhkan Suku Bunga)

Menurut Triyono, penyebab lesunya industri minuman ringan adalah turunnya daya beli masyarakat. Selain itu, adanya kekhawatiran soal obesitas dan penyakit diabetes turut mempengaruhi keinginan masyarakat untuk membeli produk minuman ringan yang berpemanis.

“Padahal obesitas dan diabetes merupakan kondisi kompleks yang tidak tidak hanya disebabkan oleh satu jenis makanan atau minuman tertentu. Ini berkaitan dengan pola hidup masyarakat secara total, tak hanya konsumsi melainkan juga aktivitas fisik,” ujarnya.

Triyono mengatakan, nilai pasar sektor ini sebenarnya terbilang besar. Industri minuman ringan siap saji non-alkohol memiliki nilai pasar (retail value) mencapai lebih dari Rp 90 Triliun atau US$ 7 miliar. Dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor ini didukung lebih dari 4 juta pekerja langsung yang bekerja di bawah perusahaan internasional hingga Usaha Kecil Menengah (UKM).

Halaman:
Reporter: Muhammad Firman
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...