Menperin: Tumbuhnya Kegiatan Industri Akan Mendongkrak Impor
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 20 persen pada kuartal I 2017. Porsinya naik dari kuartal sama tahun lalu yang sebesar 18 persen.
“Kenaikan yang juga cukup menggembirakan terlihat dari nilai ekspor hingga 22 persen,” katanya di Jakarta, Selasa (9/5).
Airlangga juga menekankan, salah satu peran penting pada industri manufaktur adalah menciptakan nilai tambah produk. Meskipun peningkatan produksi juga berdampak pada kenaikan impor barang modal dan bahan baku sehingga menunjukkan peningkatan investasi.
(Baca juga: Pemerintah Targetkan Produksi Plastik Ramah Lingkungan Naik 5 Persen)
Ia mencontohkan impor kapas untuk mendukung industri tekstil di Indonesia. “Meski impor kapas meningkat, perlu diketahui bahwa kapasitas produk pakaian dan sepatu olahraga dalam negeri telah melampaui Tiongkok. Bahkan, 30 persen dari merek Amerika Serikat diproduksi di Indonesia,” katanya.
Saat ini, kata Airlangga, pemerintah fokus menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi para penanam modal di Indonesia agar terus mendorong investasinya. Dengan begitu, sektor industri mampu berkinerja positif sehingga memacu pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun 2017 yang mencapai 5,01 persen di atas pertumbuhan dalam periode yang sama tahun lalu sebesar 4,92 persen.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), industri pengolahan nonmigas pada triwulan I-2017 tumbuh sebesar 4,71 persen. Capaian tersebut meningkat dibanding pertumbuhan dalam periode yang sama tahun 2016 sebesar 4,51 persen, juga di atas pertumbuhan sepanjang tahun 2016 yang mencapai 4,42 persen.
(Baca juga: Bernilai Rp 90 Triliun, Industri Minuman Ringan Diklaim Terus Susut
Untuk menarik investasi, Kemenperin juga mendorong realisasi kawasan industri. Caranya dengan mendorong perusahaan pengelola kawasan industri agar terus meningkatkan pembangunan fasilitas dan infrastruktur yang mendukung bagi kebutuhan industri.