Perdagangan Surplus, Pengusaha Dukung Kemitraan dengan Cile
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendukung upaya pemerintah untuk menjalin kerja sama dagang dengan Cile. Negara tersebut dinilai bisa menjadi tujuan ekspor yang potensial di Amerika Latin.
Ketua Umum Kadin, Rosan Perkasa Roeslani menyatakan, Indonesia dan Cile termasuk di antara kelompok negara yang sedang berkembang dan dinamis. Keduanya dinilai memiliki ekonomi berorientasi pasar yang ditandai dengan komitmen terhadap ekonomi terbuka untuk perdagangan dan investasi.
“Kami harus terus mengembangkan potensi perdagangan yang belum dimanfaatkan oleh kedua negara agar meningkat,” kata Rosan dalam acara penandatanganan nota kesepahaman dengan Federasi Industri Cile (Sociedad de Fomento Fabril/SOFOFA) di Hotel Grand Hyatt, Jakarta (12/5).
(Baca juga: Jokowi Targetkan Perjanjian Dagang dengan Cile Rampung Tahun Ini)
Menurutnya selama ini perdagangan Indonesia dan Cile masih relatif rendah karena dipengaruhi oleh beberapa hal seperti letak geografis yang berjauhan. Selain itu, kendala perdagangan lainnya adalah perbedaan sistem pembayaran dan kurangnya informasi mengenai potensi dagang Cile.
“Melalui nota kesepahaman yang ditandatangani hari ini, kami sepakat untuk mengintensifkan pertukaran informasi,” kata Rosan.
Seperti diketahui, saat ini pemerintah masih melanjutkan proses negosiasi mengenai perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia-Cile yang dilanjutkan sampai tahun ini.
Rosan menyebutkan, Cile memiliki komitmen untuk melakukan perdagangan terbuka, terbukti dengan adanya 22 perjanjian perdagangan yang mencakup hingga 60 negara, termasuk kesepakatan dengan Uni Eropa, Tiongkok, India, Korea Selatan dan Meksiko.
(Baca juga: Cile akan Jadi Gerbang Ekspor Indonesia ke Amerika Latin)
“Ini membuktikan bahwa Indonesia juga memiliki peluang untuk bekerja sama dengan Cile,” katanya.
Berdasarkan catatan Kadin, hubungan bilateral Indonesia-Cile telah dimulai sejak pertengahan tahun 1964 dan telah meningkat sejak pembukaan Kedutaan Republik Indonesia pada bulan Maret 1991 dan selanjutnya ditingkatkan dengan dibentuknya Forum Konsultasi Bilateral Indonesia-Cile pada bulan Maret 2002.
Total perdagangan dua arah antara Indonesia dan Cile baru mencapai US$ 321 juta pada 2015 dan merosot 29 persen menjadi US$ 227 juta pada 2016. Neraca perdagangan Indonesia-Cile menunjukkan surplus US$ 60 juta pada 2016.
Ekspor Indonesia ke Cile adalah US$ 147 juta pada tahun 2015 dan US$ 143 juta pada tahun 2016. Sementara impor Indonesia adalah US$ 173 juta pada tahun 2015 dan US$ 83 juta pada tahun 2016.