Proyek Jangkrik Berproduksi Lebih Cepat dari Jadwal

Arnold Sirait
15 Mei 2017, 20:59
Jangkrik
ENI

Eni menyatakan telah mengoperasikan proyek pengembangan gas Jangkrik di lepas pantai laut dalam Indonesia. Capaian produksi proyek ini lebih cepat dari jadwal yang telah ditargetkan sebelumnya, yakni sekitar akhir Mei sampai Juni 2017.

CEO Eni Claudio Descalzi mengatakan proyek ini membutuhkan waktu tiga setengah tahun, sejak mendapat persetujuan pemerintah hingga berproduksi. "Kami merasa bangga atas apa yang telah kami capai dengan Proyek Jangkrik," kata dia berdasarkan keterangan resminya, Senin (15/5).

(Baca: Dihadiri Jonan, ENI Rampungkan Produksi Terapung Migas Terbesar)

Eni adalah operator Blok Muara Bakau dengan memegang hak kelola 55 persen melalui anak perusahaannya, Eni Muara Bakau BV. Mitra-mitra lainnya di blok ini adalah Engie E&P, melalui anak perusahaannya GDF SUEZ Exploration Indonesia BV dengan 33,33 persen, dan PT Saka Energi Muara Bakau dengan 11,66 persen.

Proyek ini mencakup lapangan Jangkrik dan Jangkrik North East yang terletak di Blok Muara Bakau, Cekungan Kutai, di perairan laut dalam Selat Makassar. Produksi ini disalurkan melalui sepuluh sumur bawah laut yang terhubung dengan unit produksi terapung atau floating production unit (FPU) Jangkrik.

Kapasitas produksi dari FPU itu bisa mencapai 450 juta kaki kubik per hari (mmscfd) secara bertahap. Angka itu setara dengan 83.000 barel setara minyak per hari (boed). (Baca: Pemerintah Klaim Chevron Mau Pakai Fasilitas ENI untuk Proyek IDD)

Setelah diproses di FPU, gas akan dialirkan melalui pipa khusus sepanjang 79 kilometer (km) ke fasilitas penerima di darat (onshore receiving facility/ORF) melalui Sistem Transportasi Kalimantan Timur. Kemudian dialirkan untuk diolah di Kilang LNG Badak di Bontang. FPU dan ORF ini merupakan dua fasilitas yang baru dibangun Eni.

Gas yang dihasilkan dari Proyek Jangkrik akan memasok pasar domestik dan ekspor berupa gas alam cair (liquefied natural gas/LNG). Proyek ini diharapkan bisa memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan energi Indonesia saat ini dan pembangunan ekonomi di masa depan.

Selain itu, FPU Jangkrik akan bisa menjadi penghubung atau hub bagi lapangan gas Merakes, yang lokasinya cukup dekat dengan fasilitas tersebut. Di Lapangan Merakes, Eni memiliki hak kelola sebesar 85 persen dan sisanya dipegang PT Pertamina (Persero). (Baca: Eni Harus Mengebor Satu Sumur Lagi di Lapangan Merakes)

Lapangan gas ini diperkirakan bisa mulai berproduksi dalam kurun waktu dua tahun ke depan. “Kami juga akan menggabungkan strategi eksplorasi dan model operasional dekat lapangan serta memaksimalkan pengembangan terintegrasi proyek-proyek kami di Indonesia,” ujar Claudio.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...