Jonan Dapat Masukan Kunci Sukses Meksiko Menarik Investasi Migas
Pejabat Pemerintah Meksiko memaparkan kunci sukses meningkatkan investasi minyak dan gas bumi (migas) di negaranya. Hal itu disampaikan dalam satu sesi diskusi acara konvensi dan pameran Indonesia Petroleum Association (IPA) yang dihadiri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.
Director General of Investor Relations and Promotion Ministry of Energy, Secretaria de Energia de Mexico Nicole David Palau mengatakan, salah satu kunci sukses itu adalah membuka kesempatan perusahaan asing mengelola blok migas di negara tersebut. Sebab, sebelumnya pengelolaan migas dimonopoli PEMEX, yang merupakan perusahaan BUMN Meksiko.
(Baca: Lelang Blok Migas Tak Laku Bukan Gara-Gara Harga Minyak Rendah)
Sejak PEMEX berdiri, perusahaan itu telah memonopoli pengelolaan migas selama kurang lebih 75 tahun. "Sektor migas ditutup untuk luar selama 75 tahun, sekarang kami sudah menyalurkan energi dari hidro karbon juga listrik dengan membuka peluang investor luar masuk,” kata Nicole di Jakarta, Rabu (17/5).
Peluang pihak asing ikut berinvestasi ini terbuka setelah Pemerintah Meksiko mengamendemen beberapa regulasi dalam pengelolaan migas. Reformasi regulasi ini mendapat dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Meksiko.
Salah satu reformasi aturan tersebut mengenai skema kontrak. Kontrak blok migas ditetapkan berdasarkan model wilayah kerja. Jadi, antara satu blok dengan blok yang lain tidak sama.
Alhasil, kini kegiatan eksplorasi wilayah kerja di Meksiko sudah berjalan masif sehingga temuan cadangan meningkat. Saat ini di Meksiko terdapat 15 kontrak di blok eksplorasi baru di laut dangkal seluas 8.900 kilometer persegi dan tersebar di beberapa area seperti Veracruz, Tabasco, dan Campache. Adanya 15 kontrak kerja sama itu menambah investasi migas sebesar US$ 11,3 miliar.
Upstream Oil & Gas Senior Research Manager Wood Mackenzie Andrew Harwood melihat, Meksiko adalah salah satu negara yang sukses menerapkan reformasi birokrasi. Alhasil, banyak investor yang tertarik berinvestasi di negara itu.
Bahkan, ada investor tertarik berinvestasi di laut dalam. Alasannya, Maksiko memberikan tingkat pengembalian investasi (IRR) yang ekonomis untuk investor. "Menurut saya Meksiko sukses, mereka melakukan upaya seperti transparansi prosedur, regulasi harus jelas dan kapan keputusan bisa dilakukan," kata Andrew.
Menanggapi pemaparan tersebut, Menteri ESDM Ignasius Jonan menilai secara prinsip pihaknya sepakat dengan kebijakan Pemerintah Meksiko untuk menarik investasi. Pemerintah Indonesia juga sedang menyiapkan langkah yang sama untuk menarik investor.
(Baca: Ingin Gaet Investor, Pemerintah Tiru Meksiko Gratiskan Data Migas)
Salah satu langkah tersebut adalah merilis aturan baru terkait peraturan pembukaan data migas. Dengan aturan ini, investor migas bisa mengakses data migas secara daring dan gratis.
Pemerintah juga tengah mengkaji pemberian bantuan dana kajian seismik migas awal, sehingga risiko eksplorasi bagi kontraktor migas tidak terlalu tinggi. "Saya rasa ada ruang untuk mengelaborasi ini," kata Jonan.
Di sisi lain, DPR telah memiliki inisiatif untuk memperkuat RUU Migas. Jonan yakin terbitnya regulasi tersebut dapat menjadi payung hukum yang kuat bagi investor migas. Rencananya akhir bulan Juni draf RUU Migas ini akan dikirimkan ke Presiden untuk didiskusikan.
Presiden IPA Christina Verchere mengatakan, RUU Migas adalah salah satu kunci reformasi investasi di Indonesia. Alasannya investor membutuhkan kepastian dalam regulasi ketika berinvestasi. Apalagi bisnis ini membutuhkan waktu yang lama mulai dari mencari cadangan hingga berproduksi.
(Baca: Investasi Migas Indonesia Tak Lagi Menarik)
Pemerintah seharusnya fokus membahas RUU tersebut. “Investor perlu kepastian, jadi saya rasa ini aspek penting. Tapi sampai saat ini kenapa belum dilakukan, ini akan ada tingkat ketidakpastian," kata Verchere.