Dampak Kenaikan Tarif Listrik Terhadap Inflasi Habis Bulan Ini
Bank Indonesia (BI) memprediksi tingkat inflasi akan lebih terkendali pada semester II 2017. Sebab, penyesuaian tarif listrik berdaya 900 Volt Ampere (VA) hanya dilakukan Januari-Juni 2017.
Gubernur BI Agus Martowardojo menyatakan, harga yang diatur pemerintah (administered prices) merupakan salah satu faktor penyumbang inflasi Mei 2017 dengan kontribusi 0,69%. Sementara, salah satu komponen di dalamnya adalah penyesuaian tarif listrik 900 VA.
Ia berharap tingkat inflasi ke depan akan jauh lebih baik mengingat dampak dari penyesuaian tarif itu hanya terjadi selama paruh pertama 2017. “Jadi dampaknya hanya Januari-Juni, setelah itu sudah tidak ada pengaruh dari (penyesuaian tarif listrik) 900VA,” kata Agus di kantornya, Jumat (2/6).
(Baca juga: Inflasi Meningkat, Gubernur BI Akan Koordinasi dengan Pemerintah)
Lebih lanjut Agus menyoroti beberapa hal terkait potensi penyebab inflasi selama Juni 2017. Perhatian yang tinggi ia tekankan pada momentum Idul Fitri dan pergantian tahun ajaran.
Dua hal ini, menurutnya, akan memberikan dampak signifikan bagi inflasi. Untuk mengantisipasinya, BI akan melakukan pertemuan tim pengendali inflasi daerah. “Tentu ini akan kita koordinasikan dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Inflasi Bulanan Mei 2015-Mei 2017
Hal lain yang menjadi tantangan BI untuk mengatasi inflasi selama Juni 2017 adalah isu transportasi udara. Menurutnya, banyaknya pemudik yang melakukan perjalanan udara bisa berkontribusi terhadap inflasi.
Hanya, ia menyebut, ada sejumlah perbedaan tarif yang ditemukan dalam metode survei Badan Pusat Statistik (BPS). Untuk membahasnya, pemerintah telah beberapa kali bertemu di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
“Kami berharap, meskipun peran dari transportasi udara masih ada (terhadap inflasi), tapi tidak setinggi atau se-mengagetkan seperti di periode yang lalu,” katanya.
(Baca juga: Inflasi Mei Tinggi, Darmin Tuding Importir Bawang Mainkan Harga)
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat selama Mei 2017 terjadi inflasi sebesar 0,39 persen atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 0,24 persen. Alhasil, inflasi tahun kalender (Januari-Mei 2017) sebesar 1,67 persen dan secara tahunan (year on year) 4,33 persen.
Kepala BPS, Suhariyanto mengungkapkan, komoditas paling dominan di kelompok perumahan sebagai penyebab inflasi adalah penyesuaian tarif listrik untuk rumah tangga kelompok 900 VA. "Karena ada kebijakan reformasi subsidi di sana 18,9 juta rumah tangga sekarang dialihkan,” katanya.