Sri Mulyani: Sejak 2013 Pertumbuhan Ekonomi Sulit Kurangi Kemiskinan

Desy Setyowati
6 Juni 2017, 16:00
Kemiskinan
Arief Kamaludin|KATADATA

Sepanjang satu dekade, pemerintah mencatat ekonomi tumbuh rata-rata 5,64 persen. Meski masih lebih baik dibanding negara lain, kemampuan pertumbuhan ekonomi dalam mengurangi kemiskinan justru melemah.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan setiap pertumbuhan ekonomi sebesar satu persen mampu menurunkan kemiskinan sebesar 0,116 persen pada 2010-2011. Namun memasuki 2013 hingga 2016, elastisitas pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan menurun hampir setengahnya. Setiap pertumbuhan ekonomi sebesar satu persen hanya menurunkan kemiskinan sebesar 0,059 persen.

Advertisement

"Dalam 10 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata 5,64 persen, tetapi setiap satu persen growth ekonomi tidak bisa mengurangi kemiskinan secepat tahun-tahun sebelumnya," ujarnya dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Badan Anggaran (Banggar) terkait Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Selasa (6/6).

Keterbatasan infrastruktur menjadi salah satu penyebabnya. Oleh karena itu, Sri menekankan pembangunan infrastruktur menjadi keharusan untuk bisa mengurangi angka kemiskinan dalam jangka menengah dan panjang. (Baca: Bappenas Catat Beberapa Target Pembangunan 2019 Sulit Tercapai)

Untuk mendorong pembangunan infrastruktur, kata dia, perlu didukung dengan konsistensi kebijakan dan komitmen seluruh instansi. Adapun untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4-6,1 persen pada 2018, pemerintah mengalokasikan anggaran infrastruktur sebesar 2,7-3,1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Selain mengejar ketertinggalan infrastruktur dari negara-negara lain, pemerintah juga harus meningkatkan belanja sosial. Menurutnya, selama ini hanya 20 persen masyarakat kelas menengah atas yang baru menikmati hasil dari pembangunan infrastruktur, terutama yang berasal dari investasi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement