Danai Infrastruktur, Kredit Bank Kembali Tumbuh di Atas 10 Persen
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit perbankan mulai meningkat seiring dengan naiknya permintaan kredit dari berbagai sektor. Setelah lama tumbuh di bawah 10 persen, akhirnya pertumbuhan kredit mencapai 10,4 persen pada Mei lalu.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad menjelaskan, pertumbuhan kredit di bank pelat merah bahkan lebih tinggi yaitu mencapai 14 persen. Pertumbuhan kredit hampir merata di semua sektor, namun pertumbuhan yang cukup tinggi terjadi pada sektor infrastruktur, kontruksi, pertanian, dan perdagangan.
"Permintaan (kredit) hampir merata ya semua sektor, saya peroleh (data) infrastruktur,” kata dia usai acara Buka Puasa Bersama di kantornya, Senin (12/6) malam. (Baca juga: Kredit Rakyat Bank Mandiri dan BNI Rp 7,3 Triliun, Jatah Petani Naik)
Meski begitu, Muliaman menyebut adanya pelemahan permintaan kredit dari pebisnis ritel. Padahal, biasanya bisnis ritel menggeliat saat menjelang Ramadan dan Idul Fitri. Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) melansir pertumbuhan penjualan industri ritel sepanjang kuartal I 2017 turun 20 persen dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 40 triliun.
Di sisi lain, risiko kredit macet juga masih membayang-bayangi perbankan. Muliaman mengatakan, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) gross masih di kisaran 3 persen. Rasio NPL tercatat kembali menanjak ke kisaran 3 persen mulai awal tahun ini. Sebelumnya, NPL sempat turun ke level 2,93 persen pada akhir tahun lalu.
Bila dilihat secara sektoral, rasio kredit bermasalah tertinggi pada Maret lalu terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian yang mencapai 7,05 persen persen, lalu diikuti sektor transportasi sebesar 4,92 persen, dan sektor perdagangan besar dan eceran 4,5 persen.
Tahun ini, Muliaman optimistis, penyaluran kredit bisa tumbuh 9-12 persen. Adapun, penerus Muliaman, Ketua OJK terpilih Wimboh Santoso optimistis kredit bisa tumbuh 11-12 persen karena permodalan bank cukup tinggi pada tahun ini. (Baca juga: LPS: Dana Repatriasi di Bank Bermanfaat untuk Salurkan Kredit)