Darmin Proyeksikan Inflasi Ramadan 2017 Terendah dalam 10 Tahun
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memperkirakan laju inflasi sepanjang Ramadan atau Juni tahun ini hanya 0,39 persen. Proyeksi ini menunjukan angka yang paling rendah sejak 2007 atau dalam satu dekade terakhir.
Berdasarkan data hasil survei oleh Bank Indonesia (BI) yang dia dapat, inflasi pada pekan pertama Juni sudah mencapai 0,5 persen. Namun, Darmin tidak yakin dengan hasil survei tersebut. “Kalau saya bilang, enggak (akan sampai 0,5 persen). Akan turun di bawah itu,” kata dia di sela-sela pembukaan Bazar Ramadhan di kantornya, Jakarta, Kamis (15/6).
(Baca: Mendag Klaim Harga Bahan Makanan Turun Menjelang Lebaran)
Alasannya, karena harga beberapa barang terutama yang bergejolak (volatile food) seperti cabai rawit, bawang putih, dan gula sudah menurun. Sementara ada yang mengalami kenaikan harga pada Ramadhan adalah daging dan telur ayam.
Menurutnya harga daging dan telur ayam Karena sebelumnya harga kedua komoditi pangan ini sempat jatuh. Jika berlanjut, justru peternak yang akan dirugikan. Oleh karena itu, pemerintah membiarkan harga komoditi naik sedikit.
(Baca: Pemerintah Kaji Kenaikan BBM Setelah Lebaran)
“Agak susah sih memprediksinya, karena dia (BI) angkanya keluar 0,5 persen. (Tapi) bukan enggak bisa turun. Kami sih berharap sama kayak bulan lalu, paling 0,39 persen,” ujar dia.
Dia mengakui, proyeksi inflasi sebesar 0,39 persen tergolong rendah jika dibanding tahun-tahun sebelumnya. Namun dia merasa harus ada pola yang diubah dari masyarakat. Tidak boleh ada ekspektasi bahwa Ramadan atau menjelang Hari Raya Idul Fitri pasti ada kenaikan harga.
“Kami balikan situasinya. Kemudian karena semua orang menganggap, Ramadan (harga harus) naik. Dia naik beneran. Itu yang harus ditinggalkan,” kata Darmin.
(Baca: Dampak Kenaikan Tarif Listrik Terhadap Inflasi Habis Bulan Ini)