Sri Mulyani Harap Tak Ada Efek Kejut Kenaikan Bunga The Fed

Miftah Ardhian
15 Juni 2017, 12:47
Menkeu World Bank
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan pidato saat peluncuran perkembangan triwulan perekonomian Indonesia oleh Bank Dunia di Jakarta, Kamis (15/6).

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS), yaitu The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga dananya sebesar 25 basis poin sudah diantisipasi oleh pemerintah maupun Bank Indonesia (BI). Karena itu, dia berharap tidak ada dampak kejutan yang berlebihan dari kebijakan tersebut terhadap pasar keuangan di Indonesia.

Sri Mulyani menjelaskan, selama ini pemerintah bersama dengan BI telah melakukan berbagai program dan menjalankan berbagai kebijakan untuk mengantisipasi dampak dari kenaikan suku bunga The Fed. Bahkan, dia mengklaim pengusaha pun sebelumnya sudah bersiap-siap terhadap kenaikan suku bunga tersebut.

Advertisement

"Mungkin kalau kenaikan 25 basis poin sudah diantisipasi, sehingga kami berharap tidak memberikan dampak surprise," ujar Sri Mulyani saat ditemui usai memberikan pidato sambutan dalam acara Peluncuran Laporan Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia oleh Bank Dunia di Jakarta, Kamis (15/6).

(Baca: Indeks Utama Bursa Asia Melorot Pasca Kenaikan Bunga The Fed)

Meski begitu, Sri Mulyani menyatakan masih akan terus memantau arah dan kecepatan dari bank sentral AS ke depan dalam menentukan kebijakan moneternya. Tujuannya agar pemerintah bersama dengan BI dan juga pihak swasta dapat melakukan langkah-langkah antisipasi apabila kenaikan suku bunga The Fed itu berlanjut di masa depan.

"Tentu yang perlu kami lihat adalah apakah rekomendasi selanjutnya dari sisi bagaimana perkembangan ekonomi AS, sehingga pola kenaikan itu akan tetap sama atau mereka akan lebih slowing atau lebih akseleratif," ujar Sri Mulyani.

Seperti diketahui, The Federal Reserve (The Fed) mengumumkan kenaikan bunga dana (Fed Fund Rate) sebesar 0,25 persen ke kisaran 1-1,25 persen pada Rabu (14/6) waktu setempat atau Kamis dinihari (15/6) waktu Indonesia. 

Dalam keterangan resminya, para petinggi The Fed yang tergabung dalam Federal Open Market Committee (FOMC) juga menyatakan pihaknya berharap program normalisasi neraca The Fed bisa dimulai tahun ini. Normalisasi dilakukan melalui pelepasan surat-surat berharga yang dipegangnya. Saat ini, surat berharga yang dipegang The Fed mencapai US$ 4,5 triliun.

Program ini disebut-sebut bisa membuat likuiditas valuta asing (valas) global berkurang lantaran investor bakal melepas dolarnya dan membeli surat-surat berharga tersebut.

Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement