PGN Tertarik Membeli Gas Blok Masela
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk menyatakan ketertarikannya membeli gas dari Blok Masela. Pertimbangannya, perkembangan industri di Indonesia bagian timur terutama kawasan sekitar blok tersebut.
Direktur Utama PGN Jobi Triananda Hasjim mengatakan gas Masela itu nantinya bisa digunakan industri yang ada, yakni Petrokimia. Jadi PGN juga bisa membangun pipa untuk menyalurkan gas itu. "Long term sih tertarik, apalagi melihat perkembangan industri di sana," kata dia di Jakarta, Selasa malam (20/6).
(Baca: Pemerintah Siap Berikan Insentif Bagi Pembeli Gas Blok Masela)
Selain gas pipa, PGN juga tidak menutup kemungkinan membeli dalam bentuk cair (LNG). Jika sepakat nantinya gas itu bisa dimanfaatkan ke daerah yang membutuhkan energi dengan porsi besar, seperti di Pulau Jawa.
Apalagi semakin lama jumlah pelanggan PGN membesar. Alahasil agar kebutuhan pelanggan terpenuhi, perusahaan BUMN ini, perlu ada menyediakan pasokan yang banyak. Saat ini PGN mengelola gas bumi sekitar 1.600 mmscfd untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Dari data PGN, pelanggannya terdiri dari beberapa golongan. Rinciannya sebanyak 1.652 pelanggan berasal kalangan industri dan pembangkit listrik, komersial dan UKM jumlahnya 1.952, dan 204 ribu pelanggan dari rumah tangga.
(Baca: PGN Butuh Rp 333 Triliun untuk Infrastruktur Gas Hingga 2025)
Mengenai volumenya, hingga kini belum ada perhitungan yang final dari manajemen. Menurut Jobi masih terlampau dini bagi perusahaanya membahas hal tersebut. Apalagi hingga kini belum ada penawaran dari pemerintah terkait alokasi.
Menurut Direktur Industri Kimia Hulu Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam, sudah ada beberapa industri yang berminat membeli gas Masela. Mereka adalah PT Pupuk Indonesia dengan alokasi 214 mmscfd, Elsoro Multi Prima 160 mmscfd dan Kalimantan Metanol Indonesia (KMI)/Sojitz 100 mmscfd. Komposisi alokasi ini berdasarkan surat Kementerian Perindustrian terhadap Menteri ESDM pada November tahun lalu.
(Baca: Kemenperin: Pertamina Batal Beli Gas dari Blok Masela)
Selain itu PLN juga awalnya berencana menyerap 60 mmscfd. Namun, hal itu masih belum pasti karena perusahaan pelat merah itu juga memiliki opsi batubara sebagai bahan bakar pembangkit listriknya.
Sebaliknya, menurut Khayam, PT Pertamina (Persero) batal menyerap gas dari Blok Masela karena tidak mau membangun industri petrokimia. Padahal, industri petrokimia itu bisa mengh asilkan bahan baku elpiji, seperti dimetil etil.
Jadi, dengan industri petrokimia tersebut Pertamina bisa mengurangi impor elpiji. "Pertamina tidak jadi ambil gasnya. Kami mendorong Pertamina bisa masuk, bahkan ke industri petrokimia, tapi langsung dijawab Bu Yenni (Direktur Gas dan EBT Pertamina) 'tidak usah'," kata dia di Jakarta, Senin pekan lalu (12/6).