Pelni Ingin Tambah Mitra Konsorsium untuk Beli Kapal Pesiar
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) mengaku sedang mengevaluasi kembali rencana mendatangkan kapal pesiar (cruise) pada tahun ini. Alasannya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pelayaran ini ingin menambah mitra untuk merealisasikan rencana tersebut, selain dengan anak usaha PT Pertamina (Persero) yaitu PT Patra Jasa.
Direktur Utama Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Elfien Goentoro mengatakan awalnya telah memiliki rencana mendatangkan kapal pesiar dengan nilai investasi Rp 250 miliar bersama Patra Jasa. Namun, belakangan diketahui bahwa kapal yang ingin dibeli oleh Pelni dan Patra Jasa tersebut sudah terjual lebih dulu.
Alhasil, kedua perusahaan ini perlu melakukan evaluasi kembali untuk membeli kapal pesiar lainnya. "Mungkin kami akan menambah konsorsiumnya. Bukan hanya dengan Parta Jasa, tetapi ditambah PT Pelindo atau dengan yang lain," ujar Elfien kepada katadata, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurutnya evaluasi rencana bisnis pengadaan kapal pesiar tersebut perlu dilakukan. Karena mencari kapal pesiar yang memenuhi kriteria dan kondisi yang diinginkan oleh Pelni tidak mudah dilakukan. Terutama terkait dengan harga jual. (Baca: Terlalu Mahal, Pelni Evaluasi Rencana Beli Kapal dari Jerman)
Evaluasi tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah nilai investasi yang diperlukan, sudah cukup atau masih kurang. Karena itu, Pelni dan Patra Jasa membutuhkan tambahan anggota konsorsium. "Akan segera kami lakaukan perbaikan di rencana bisnisnya. Kapan akan kembali dimulai dan berapa besar nilainya," ujarnya.
Rencana pengadaan kapal cruise ini akan difokuskan pada 10 titik prioritas pariwisata Indonesia yang memungkinkan untuk beroperasi. Pemerintah telah menetapkan 10 titik lokasi pariwisata prioritas. Lokasi-lokasi tersebut meliputi, Mandalika, Labuan Bajo, Pulau Morotai, Pulau Kelayang, Danau Toba, Wakatobi, Gunung Bromo, Candi Borobudur, Pantai Tanjung Lesung, dan Kepulauan Seribu.