Luhut: Laut Natuna Utara Bukan Pengganti Nama Laut China Selatan

Dimas Jarot Bayu
17 Juli 2017, 13:10
Tol Laut
Arief Kamaludin|KATADATA
Kapal Caraka Jaya Niaga III-4 milik PT Pelni, yang melayani jalur Jakarta-Kepulauan Natuna.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan menegaskan penggunaan nama Laut Natuna Utara bukan untuk menggantikan nama Laut China Selatan. Luhut menyatakan ini sebagai respons atas kritik dari Tiongkok yang memprotes pergantian nama Laut China Selatan.

"Perubahan peta itu sebenarnya masih di daerah kita saja. Tidak mengganti South China Sea (Laut China Selatan)," ujar Luhut di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Senin (17/7).

Luhut menjelaskan Laut Natuna Utara merujuk pada kawasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di Utara Kepulauan Natuna merupakan  milik Indonesia. "Jadi dalam zona 200 kilometer kami sedang kaji masalah itu," kata Luhut.

(Baca: Pemerintah Resmikan Nama Laut Natuna Utara dan Peta Batas Singapura)

Terkait protes dari Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang, Luhut akan mempelajari kritik yang dilontarkan Tiongkok. "Akan kami lihat lagi," kata Luhut.

Pemerintah meresmikan penggunaan nama Laut Natuna Utara saat merilis pembaruan peta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada Jumat (14/7). Deputi Bidang Kedaulatan Maritim Kemenko Kemaritiman Arif Havas Oegroseno mengatakan, penyebutan Laut Natuna Utara agar kawasan ZEE tersebut merujuk kepada satu nama.

Dalam peta yang lama, kawasan landas kontinen tersebut memiliki rujukan nama yang beragam, seperti Blok Natuna Utara dan Blok Natuna Selatan. "Supaya ada kesamaan maka kami beri nama Laut Natuna Utara," kata Havas.

Pembaruan nama tersebut memunculkan kritik dari Beijing. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang menganggap penyebutan nama tersebut menyinggung teriritorial Laut China Selatan yang diklaim sebagai bagian dari Tiongkok berdasarkan asumsi nine-dashed line atau sembilan titik imaginer.

"Perubahan nama disebut sama sekali tidak masuk akal dan tidak sesuai dengan standarisasi penyebutan nama wilayah secara internasional," kata Geng pada pekan lalu seperti dikutip dari CNN.

Geng berharap negara-negara yang berada di sekitar Laut China Selatan dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama terkait dengan kondisi keamanan dan pertahanan di sekitar Laut China Selatan.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...