Luhut: Tak Masalah Jika Saham BUMN di Proyek Kereta Cepat Cina Kecil

Ameidyo Daud Nasution
26 Juli 2017, 21:55
No image

Pemerintah sedang mengkaji rencana untuk memperkecil porsi saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyatakan tidak ada masalah jika porsi kepemilikan BUMN kecil, karena pada akhirnya proyek ini akan kembali ke negara.

Dia mencontohkan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) alias Inalum yang sebelumnya dimiliki mayoritas oleh pihak Jepang dan kepemilikan Indonesia lebih kecil. Namun, setelah perjanjian dengan Jepang berakhir, perusahaan pengolah alumina di Sumatera Utara ini akhirnya dimiliki sepenuhnya oleh Indonesia.  

Advertisement

Sama halnya dengan perusahaan patungan konsorsium BUMN Indonesia dan Tiongkok yang akan menggarap proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, yakni PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Meski nantinya kepemilikan konsorsium BUMN Indonesia di KCIC sedikit, tapi setelah masa konsesinya habis, proyek tersebut akan menjadi milik negara.

"Seperti Inalum, kan enggak apa-apa orang lain jadi majority. Nanti setelah 40 tahun kan kembali juga ke kita (Indonesia) 100 persen," kata Luhut saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/7). (Baca: Pemerintah Ubah Masa Konsesi Kereta Cepat Jakarta-Bandung)

Luhut juga merasa konsorsium BUMN yang tergabung dalam PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia tidak bermasalah jika porsi sahamnya dikurangi di KCIC. Ini lantaran BUMN tersebut akan lebih difokuskan untuk menggarap proyek yang keekonomiannya lebih rendah.

"Jadi melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) akan banyak di infrastruktur yang seperti itu," katanya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement