Arcandra Upayakan Industri Domestik Dapat Porsi Besar Gas Masela
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah menetapkan kapasitas gas pipa yang akan dialirkan dari Blok Masela oleh Inpex Corporation. Meski begitu, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar berupaya mencari pembeli gas tersebut lebih banyak dari yang sudah ditetapkan. Tujuannya agar industri dalam negeri bisa menikmati lebih besar gas tersebut.
Ia menargetkan porsi gas pipa bisa mencapai 474 mmscfd, sedangkan gas bumi yang diolah menjadi gas alam cair (LNG) sebesar 7,5 mtpa. “Kami mau cari pembelinya dulu,” kata Arcandra di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (31/7).
Hal ini berbeda dengan isi surat SKK Migas kepada Inpex untuk melakukan kajian desain awal (Pre-FEED). Dalam surat itu, SKK Migas meminta Inpex membuat kajian dengan kapasitas produksi kilang Masela sebesar 9,5 mtpa untuk LNG dan 150 mmscfd gas pipa. (Baca: PGN Tertarik Membeli Gas Blok Masela)
Arcandra menargetkan pencarian pembeli gas Masela dari dalam negeri selama tiga bulan. Ia juga mengklaim, saat ini sudah ada beberapa industri yang berminat membeli gas tersebut, meskipun masih merahasiakan namanya.
Namun, kalau tidak kunjung mendapatkan pembeli, akan kembali ke skenario awal seperti yang tertulis di surat SKK Migas kepada Inpex. “Kalau tidak ada pembelinya, kembali lagi ke kapasitas awal 150 mmscfd, clear ya," ujar Arcandra.
Pembeli gas Masela ini pernah dibahas dalam rapat koordinasi di kantor Kementerian Koordinator Bidang Maritim, Juni lalu. Usai rapat , Direktur Industri Kimia Hulu Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam mengatakan calon pembeli gas Masela adalah PT Pupuk Indonesia dengan alokasi 214 mmscfd, Elsoro Multi Prima 160 mmscfd dan Kalimantan Metanol Indonesia (KMI)/Sojitz 100 mmscfd.
(Baca: Pemerintah Siap Berikan Insentif Bagi Pembeli Gas Blok Masela)
Selain itu PLN juga awalnya berencana menyerap 60 mmscfd. Namun, hal itu masih belum pasti karena perusahaan pelat merah itu juga memiliki opsi batubara sebagai bahan bakar pembangkit listriknya.
Di sisi lain, Arcandra mengatakan salah satu tantangan untuk penyerapan gas Masela adalah harga. “Salah satu kendalanya adalah harga gasnya. Ini sedang kita lihat bagaimana bagusnya harganya," ujar dia dikutip dalam situs Kementerian ESDM.
(Baca: Di Atas Permintaan Industri, Harga Gas Masela Dipatok US$ 5,5)
Awalnya pemerintah menetapkan harga gas dari Blok Masela sebesar US$5,5 per mmbtu. Angka ini lebih tinggi dari permintaan industri yang berada di sekitar level US$ 3 per mmbtu.