Ekonom Duga BI Sengaja Tahan Kurs Rupiah untuk Dongkrak Ekspor

Desy Setyowati
2 Agustus 2017, 20:53
Pelabuhan Ekspor
Agung Samosir|KATADATA

Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prastiantono menyebut kinerja ekspor membaik lantaran nilai tukar rupiah tidak terlalu kuat yaitu di level Rp 13.300-an per dolar Amerika Serikat (AS). Ia pun menduga Bank Indonesia (BI) memang mengkondisikan nilai tukar rupiah di level itu untuk mendongkrak ekspor.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah bergerak di level Rp 13.300an sejak awal tahun. Adapun pada perdagangan Rabu (2/8) ini, rupiah berada di level Rp 13.324 per dolar AS, sama dengan nilai penutupan sehari sebelumnya.

"Mungkin sengaja BI menahan rupiah lemah untuk mendukung ekspor, saya duga iya. Karena saya tidak melihat ada alasan signifikan, ekspor naik," kata Tony di sela-sela acara bertajuk 'Wealth Wisdom' di Pacific Place, Jakarta, Rabu (2/8). 

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Indonesia sepanjang Januari hingga Juni tahun ini mengalami kenaikan sebesar 15,03% secara tahunan menjadi US$ 79,96 miliar. Di sisi lain, impor tercatat naik 9,72% menjadi US$ 72,33 miliar. Perkembangan tersebut membuat surplus neraca perdagangan naik 112,53% menjadi US$ 7,63 miliar. (Baca juga: Neraca Dagang Semester I Surplus US$ 7,6 Miliar, Tertinggi Sejak 2012)

Meski begitu, Tony juga mengakui pergerakan nilai tukar rupiah bukan hanya karena faktor kesengajaan, tapi ada faktor lain seperti kondisi politik dalam negeri. "Indonesia ini fragile (rapuh), misalnya, ada isu apa bisa capital outflow (arus keluar modal asing),” kata dia. Alhasil, meski cadangan devisa tercatat cukup kuat yaitu sebesar US$ 123 miliar, namun nilai tukar rupiah tetap rentan terhadap pelemahan.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...