BI Catat Kontribusi Industri Manufaktur ke Ekonomi Menyusut 8%

Desy Setyowati
3 Agustus 2017, 15:31
Pabrik otomotif
Arief Kamaludin|KATADATA

Bank Indonesia (BI) menyebut industri manufaktur menghadapi sejumlah hambatan yang menyulitkannya untuk berkembang. Alhasil, kontribusi industri tersebut terhadap perekonomian menyusut, meski masih lebih besar dibanding sektor bisnis lainnya.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan kontribusi industri manufaktur pernah mencapai 28% terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2004 lalu. Namun, saat ini kontribusinya hanya 20%. Ini artinya, konrribusinya susut 8% dalam kurun waktu 13 tahun.

"Kalau mau (jadi negara) maju, ya manufaktur harus maju. Sekarang 20%, tapi itu masih yang terbesar," ujar dia saat seminar bertajuk 'Mendorong Peran Industri Hulu bagi Perekonomian Indonesia' di Gedung BI, Jakarta, Kamis (3/8). (Baca juga: Kembangkan 11 Kawasan Ekonomi Khusus, Pemerintah Incar Rp 72 Triliun)

Menurut Mirza, yang terjadi saat ini, industri manufaktur belum berinvestasi secara signifikan untuk ekspansi bisnis. Hal itu tercermin dari porsi kredit perbankan ke sektor manufaktur yang hanya 17% dari total kredit. Padahal, porsinya dulu bisa mencapai lebih dari 20%.

Ia memandang, pelaku industri manufaktur masih menunggu perbaikan-perbaikan dari sisi infrastruktur, biaya produksi, maupun regulasi. Bila perbaikan-perbaikan tersebut dilakukan, ia pun optimistis kontribusi industri manufaktur terhadap PDB bisa kembali ke atas 20%. (Baca juga: Kuartal II-2017, Pertumbuhan Industri Kecil Anjlok)

Maka itu, ia menilai perlunya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah terutama dalam hal perizinan dan mencarikan solusi agar industri manufaktur mau berinvestasi. Ia juga menilai positif upaya pemerintah menggencarkan pembangunan infrastruktur.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...